PINRANG, PIJARNEWS.COM — Duka mendalam menyelimuti jurnalis dengan kepergian wartawan senior Sulawesi Selatan HM Nasri Aboe, Ahad 27 Januari 2019.
Kabar kepergian mantan wartawan senior Harian Fajar itu diperoleh dari kerabatnya, Zainal. “Bapak sudah tiada,” kata Zainal saat menghubungi wartawan, Ahad siang 27 Januari 2019.
Zainal mengatakan, mantan Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Cabang Pinrang itu menghembuskan nafas terakhir dikediamannya, di belakang SMA Negeri 1 Pinrang, Kelurahan Maccorawalie, Kecamatan Wattang Sawitto.
Informasi yang dihimpun menyebutkan, sesaat setelah mengambil air wudu untuk menunaikan salat zuhur, sekitar pukul 11.50 wita almarhum merasa sesak nafas sebelum meninggal dunia.
Kepergian almarhum menyentak sejumlah jurnalis di Pinrang. Ketua PWI Pinrang, Masrul Umar mengaku kaget dengan kabar duka tersebut. “Saya kaget sekali dengan kabar itu,” kata Masrul.
Pasalnya, kata dia, almarhum tidak pernah mengeluh sakit apa pun sebelum menemui ajalnya.
Salah satu teman dan sahabat seangkatan almarhum H Nasri Aboe didunia wartawan yakni Muhammad Dais Labanci juga terkejut dengan kabar meninggalnya sahabat sekaligus seangkatannya dalam profesi jurnalis era 80-an.
“Inna lillahi wa inna ilahi rojiun. Semoga amal ibadah beliau terima di sisi Allah SWT, amiin amiin amin,” ucap Dais yang juga mantan wartawan Harian Pedoman Rakyat seperti dilansir penarakyatku.com.
“Sehari kemarin dia sempat SMS-an, saya nanya kondisi dan sempat rilis-rilis beritanya di Online. Saya kaget juga pas disampaikan kabar dukanya dari teman-teman PWI di Pinrang,” ungkap Dais.
Ucapan belasungkawa juga disampaikan Fachruddin Palapa, Direktur Harian Berita Kota Makassar (BKM). Dalam akun fb Fachruddin menulis.”Turut berduka cita atas meninggalnya Bapak H Nasri Aboe, mantan jurnalis Harian Fajar di Pinrang, Ahad, 27 Januari 2019,” tulis mantan Redaktur Harian Fajar ini.
Kabar meninggalnya wartawan era 80-an ini juga turut disampaikan Humas Pemkab Pinrang, Herman. Dia mengatakan, almarhum sebelum meninggal hanya sesak nafas sebelum salat zuhur. “Iya, saya barusan dari rumah duka. Kata keluarganya, almarhum cuma tidak enak perasaannya saat mau salat zuhur. Padahal dia cuma sakit-sakit biasa,” terang Herman.
Dilansir penarakyatku, rencananya, almarhum Nasri Aboe akan dikebumikan atas kesepakatan pihak keluarga pada Senin 28/1/2019 setelah salah seorang anaknya yang tugas dinas ke Tarakan tiba di Pinrang.
Bagi warga Sulawesi Selatan, Nasri Aboe dikenal bukan hanya sebagai wartawan berita, namun juga juru foto yang handal. Bukan hanya itu, Nasri Aboe juga dikenal jago dalam menembus narasumber untuk kepentingan berita.
Kecintaannya di dunia jurnalis, membuat mantan Ketua Perludem itu, terus menulis hingga akhir hayatnya.
Nasri Aboe juga dikenal sebagai wartawan yang berani membela pekerja media dari intimidasi oknum yang tidak bertanggung jawab. (srd/alf)