MAKASSAR, PIJARNEWS.COM–Sebuah video memperlihatkan sejumlah orang menurunkan sesajen ke salah satu sungai di Kabupaten Pangkep setelah berhari-hari hujan deras terus melanda wilayah Sulsel.
Video tersebut diunggah oleh akun Instagram @Makassarinfo pada Sabtu, (24/12/2022).
Terlihat dalam video tersebut, sejumlah warga melakukan ritual menurunkan sesajen yang disimpan dalam sebuah wadah dan dihanyutkan, juga tampak beberapa warga memainkan alat musik tradisional untuk mengiringi ritual tersebut.
Dalam keterangan video tersebut, maksud dari ritual itu untuk menolak bala agar terhindar dari malapetaka pada musim hujan kali ini.
Setelah diunggah dimedia sosial ribuan warganet menanggapi video tersebut dan dilike sekira 30 ribu pengguna Instagram.
Beberapa warganet menanggapi ritual tersebut secara negatif dan adapula yang menanggapinya sebagai hal yang wajar.
Salah satu pemilik akun Instagram @ariskandars yang turut mengomentari ritual tersebut mengatakan ritual itu justru dapat mengundang kemarahan tuhan.
“Justru ini yang mengundang tuhan marah,” tulis @ariskandars di kolom komentar.
Tak hanya itu komentar nyeleneh juga datang dari akun Instagram @fauzannn, yang menilai ritual tersebut justru menambah bencana.
“Niatnya mau ngehalau bencana malah nambah bencana,” tulis Fauzan.
Berbeda dengan yang lainnya pemilik akun Instagram @hijirrdg.manye justru menanggapi itu sebagai suatu hal yang wajar.
Menurutnyanya ritual tersebut tidak pantas menjelekkan, sebab itu merupakan adat istiadat warga setempat.
“Ingat ini adalah adat, kalau anda manusia berakal dan beragam maka anda tidak pantas menjelekkannya,” tulis Hijri dalam penggalan komentarnya.
Namun, dalam komentar tersebut Ia juga menuliskan saran, jika ritual tersebut dianggap keliru maka disampaikan secara personal.
“Kalau memang ada hal yang menyimpang, maka sampaikan secara personal bukan dipublis, anda mengkritik secara beragam tapi anda bicara seolah tak beragama,” ungkapnya.
Terpisah, Ketua Majelis Ulama (MUI) Indonesia Sulsel, Hasjim Aidid, menyampaikan, dalam Islam seluruh yang bentuk syirik tidak dibolehkan.
Hasjim berpendapat budaya atau adat istiadat setempat yang mengandung kemusyrikan itu tidak dibenarkan.
“Kita harus melihatnya bentuk adat itu, apakah ada unsur syiriknya atau tidak ada ? Kalau tidak ada, tidak ada masalah, tetapi kalau ada, itu jadi masalah,” kata Hasjim saat dikonfirmasi via WhatsApp pada Senin (25/12/2022).
Saat ditanya sikap MUI, ia mengaku pihaknya tidak bisa memberikan hukum. Sebab harus terlebih dahulu dilihat apa yang terjadi dalam pelaksanaan sejanen itu.
“MUI tidak bisa memberikan hukum sebelum melihatnya. Apa sebenarnya yang terjadi dalam proses sesajen itu, tidak cukup hanya sekedar pemberitaan saja,” tutupnya.
Berdasarkan data yang diperoleh pijarnews.com sudah ada lima korban nyawa akibat cuaca buruk yang melanda Sulsel beberapa hari terakhir.
Reporter: Sucipto Al-Muhaimin