PAREPARE, PIJARNEWS.COM — Video pengeroyokan seorang mahasiswa viral, video itu beredar di media sosial (medsos) dan dipublikasikan media massa. Kejadian tersebut terjadi di areal Kampus IAIN Parepare, Sulawesi Selatan, Ahad (8/10/2023) malam.
Hal itu dibenarkan Kepala Pusat Kajian dan Bantuan Hukum LPPM IAIN Parepare, Azlan Thamrin, SH, MH.
Ia mengatakan, para pelaku pengeroyokan yang sementara diketahui sebanyak 10 orang, kini telah ditahan di Kantor Polsek Soreang.
“Kami belum mengetahui sampai dimana proses hukumnya yang sedang berjalan. Sebab kini telah ditangani oleh penyelidik-penyidik Polsek Soreang,” kata Azlan kepada Pijarnews.com, Rabu (12/10/2023).
Kabar yang beredar 10 pelaku yang ditahan tersebut, seorang di antaranya merupakan mahasiswa IAIN Parepare berinisial NS. Sedangkan 9 orang lainnya diduga mahasiswa dari kampus lain.
“Kini Komite Penegak Kode Etik (KPKE) IAIN Parepare tengah mendalami peristiwa pengeroyokan yang terjadi di lingkungan IAIN Parepare tersebut, guna mengatasi agar tidak terjadi konflik yang berkepanjangan. Sebab dapat mengganggu rasa nyaman dan ketenangan aktivitas akademik di IAIN Parepare,” ujar Azlan yang juga Dosen di Fakultas Syariah dan Ilmu Hukum Islam (Fakshi) IAIN Parepare.
Azlan mengaku belum mengetahui secara persis apa motif pelaku melakukan penganiayaan dengan cara mengeroyok.
“Yang jelas, Komite Penegak Kode Etik akan merekomendasikan sanksi yang sepadan kepada pihak-pihak yang terbukti telah melanggar Kode Etik IAIN Parepare, khususnya pada peristiwa pengeroyokan tersebut,” tutup Azlan.
Kepala Polisi Sektor Soreang, AKP Muhammad Amin yang dikonfirmasi terkait kasus pengeroyokan mahasiswa belum memberikan keterangan kepada Pijarnews.com. “Saya sedang dalam perjalanan dari Makassar ke Kota Parepare,” tulis Amin kepada Pijarnews.com, Selasa petang (10/10).
Dilansir dari detik.com, mahasiswa IAIN Parepare FK (22) menjadi korban pengeroyokan di area kampus. FK diduga dikeroyok oleh 10 orang pelaku dari kampus lain.
Ayah FK, Bakhtiar Tombong mengatakan pengeroyokan itu terjadi di dekat Auditorium IAIN Parepare, Ahad (8/10). Ia menuturkan pelaku mendatangi anaknya di dalam kampus usai terlibat cekcok.
“Kejadiannya Minggu malam tanggal 8 Oktober lalu,” ujar Bakhtiar kepada detikSulsel, Rabu (11/10/2023).
Bakhtiar menuturkan salah seorang pelaku berinisial NS mendatanginya di dalam kampus. Saat itu, NS menyampaikan ke rekan FK ingin bertemu untuk berdamai usai terlibat cekcok.
“Ada teman FK dia bilang ‘FK adami itu yang mau damai’ kemudian turun mi FK untuk temui,” katanya.
Namun saat berada di lokasi samping Auditorium IAIN, orang yang dimaksud hendak berdamai justru datang bersama dengan temannya sekitar 10 orang. Mereka langsung mengeroyok FK hingga tersungkur ke tanah.
“Rupanya tidak damai, itu datang rombongan kurang lebih 10 orang keroyok anak saya,” bebernya.
Menurut Bakhtiar, anaknya tidak bisa membela diri karena langsung dikeroyok secara bersama-sama oleh pelaku. Tangannya juga dipegang sehingga dia tak bisa menyelamatkan diri.
“Anak ku bilang hanya rasa kan kaki dan tangan di kepalanya (pukulan para pelaku yang mengeroyok) ada pegang tangan dan kakinya,” imbuhnya.
Akibat pengeroyokan tersebut, FK mengalami luka di kepala dan juga lebam di sekujur tubuhnya. Dia sempat mendapatkan perawatan di rumah sakit setelah dikeroyok.
“Anak ku masih luka. Itu anak saya ada luka robek di atas matanya, seluruh badan bengkak dan lebam-lebam,” jelasnya.
Bakhtiar mengaku sangat menyesalkan karena ternyata kejadian pengeroyokan terjadi di dalam kampus.
Ia mengatakan, bukan mahasiswa IAIN Parepare yang melakukan pengeroyokan, tapi mahasiswa dari kampus lain (berinisial U, red).
Dia juga mengaku telah melaporkan kejadian tersebut ke pihak kepolisian. Ia berharap pelaku mendapatkan hukuman yang setimpal.
“Iya, saya sudah melapor ke kepolisian,” paparnya.
Diberitakan sebelumnya oleh detik.com, heboh di media sosial mahasiswa dikeroyok di depan kampus IAIN Parepare. Polisi pun turun tangan usai korban melaporkan peristiwa tersebut.
“Iya benar. Itu terjadi di depan kampus IAIN Parepare,” ujar Kapolres Parepare AKBP Arman Muis kepada detikSulsel, Selasa (10/10).
Arman mengatakan pengeroyokan tersebut terjadi karena ada kesalahpahaman antara pelaku dan korban. Namun Arman tidak mendetailkan bentuk kesalahpahaman yang dimaksud.
“Masalah kesalahpahaman,” beber Arman. (rls-dtk)