PINRANG, PIJARNEWS.COM – Bujung Lapakkita, sebuah sumur manurung yang terletak di Desa Alitta, Kecamatan Mattiro Bulu, Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan, dipercaya membawa berkah oleh masyarakat setempat. Sumur ini konon dipersembahkan untuk seorang bidadari yang dipersunting Raja Alitta bernama La Massora.
Menurut cerita rakyat setempat, Raja La Massora pergi berburu di hutan kemudian menemukan sebuah selendang di sebuah sungai yang ternyata milik seorang gadis yang diyakini adalah bidadari.
Raja La Massora pun jatuh cinta pada bidadari tersebut, yang bernama We Bungko. Raja La Massora kemudian meminta We Bungko untuk menjadi istrinya. We Bungko pun bersedia menikah dengan Raja La Massora dan hidup bersama di Kerajaan Alitta.
Untuk menghormati We Bungko, Raja La Massora memerintahkan untuk membuat sebuah sumur di tempat We Bungko mandi. Tiap kali La Massora rindu akan istrinya ia selalu berkunjung ke bujung lapakkita.
Sumur tersebut diberi nama bujung lapakkita, yang berarti “melihat” karena dikerumuni oleh banyak orang, sumur tersebut dibuat di Desa Lapakkita, maka disebut sumur lapakkita atau bujung lapakkita.
“Saya sering mendengar cerita dari bapak ibu saya bahwa bujung lapakkita adalah tempat yang punya aura magis, jadi dulu ramai orang yang datang kesini untuk mengambil airnya,” kata Asrul, warga Desa Alita kepada Pijarnewscom, Sabtu (19/10/2023).
Bujung lapakkita telah ditetapkan sebagai cagar alam oleh Pemerintah Kabupaten Pinrang. Hal ini dilakukan untuk menjaga kelestarian sumur tersebut.
Sementara, Nohong, penjaga situs sumur lapakkita itu berharap agar generasi milenial tidak melupakan sejarah.
“Harapan kedepan supaya anak jaman sekarang ini jangan pernah melupakan yang namanya warisan sejarah apalagi merusak, lokasi dan bujung (sumur) ini harus terus kita jaga dan lestarikan supaya kita tidak lupa ciri khas Alitta ini,” harapnya.
Bujung Lapakkita merupakan salah satu destinasi wisata yang menarik di Kabupaten Pinrang. Sumur manurung ini menyimpan kisah sejarah yang menarik dan dipercaya mendatangkan keberkahan.(*)
Reporter : Chaerunnisa (Mahasiswa PPL IAIN Parepare)