MAKASSAR, PIJARNEWS.COM– Dalam rangakaian acara Dies Natalis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip) Universitas Hasanuddin (Unhas) menggelar Sharing Session Kepala Daerah di Aula LPPM Unhas, Senin (13/5/2024).
Sharing Session menghadirkan tujuh Kepala Daerah sebagai pembicara yang merupakan alumni dan mahasiswa aktif Pascasarjana Fisip Unhas. Ketujuh kepala daerah itu diantaranya, Pj Gubernur Papua Barat Daya Mohammad Musa’ad, Gubernur Kalimantan Utara Zainal Arifin Paliwang, Pj Bupati Boul Moh. Muchlis, Wali Kota Gorontalo Marten A Taha, dan mantan Bupati Bone Andi Fashar M Padjalangi, kelimanya hadir secara offline di LPPM Unhas.
Sementara, dua lainnya Bupati Luwu Utara Indah Putri Indriani dan Bupati Maros Andi Syafril Chaidir Syam hadir melalui Zoom Meting. Hadir pula Ketua Panitia Endang Sari dan Dekan Fisip Unhas Prof. Phil. Syukri Tamma.
Endang Sari yang juga Komisioner KPU Makassar dalam sambutannya menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang ikut terlibat dalam mensukseskan bagian dari rangkaian acara dari Dies Natalis Fisip Unhas ke-63 tahun ini. “Kami mengucapkan terima kasih kepada kepala daerah yang berkenaan hadir di depan teman-teman mahasiswa di kampus Unhas. Kami berharap pengalaman lapangan dari narasumber itu kami sangat nantikan melalui sharing session ini, karena itu tidak bisa didapatkan di bangku perkuliahan,” katanya.
Sementara Prof. Phil. Syukri menjelaskan, tidak mudah menghadirkan 7 kepala daerah dalam suatu kegiatan. “Satu saja sulit, tapi ini luar biasa bisa mengahdirkan. Alhamdulillah berkat dukungan semua pihakini bisa terlaksana,” katanya. “Kami ucapkan kepada semua kepala daerah telah berkenan hadir,” ucapnya.
Sementara, Gubernur Kaltara Zainal Arifin Paliwang di sela-sela materinya dia menyampaikan menjadi kepala daerah itu tidak mudah sebab, dia seorang kepala daerah itu harus mengetahui kondisi masyarakatnya mengambil resiko sekalipun terjung ke daerah-daerah yang belum pernah dijangkau.
Ia juga menekankan saat dirinya menjabat sebagai gubernur dia tidak membedakan siapa saja boleh bertemu dengan dirinya. “Jadi jika ada orang ke kantor mau bertemu saya itu saya sudah sampaikan ke staf jangan membedakan statusnya, mau dia tidak memakai sepatu saya persilakan untuk menemui saya,” ujarnya.
Sementara mantan Bupati Bone Andi Fashar Padjalangi menyampaikan bahwa dirinya menjadi Bupati dua periode itu tidak mudah, ia merintis karir dari birokrat paling bawah. “Saya sebelum menjadi Bupati itu, pernah jadi staf camat, sekertaris camat, camat dan staf ahli,” katanya. (why)