PAREPARE, PIJARNEWS.COM–Hari yang begitu indah telah saya lewati pada masa cuti hari raya idul Fitri beberapa hari lalu. Cerita ini dimulai pada hari Senin (8/4/2024). Saya mudik dari Parepare menuju kampung halaman di Kabere, Kabupaten Enrekang menggunakan sepeda motor.
Sebelum melakukan perjalanan, saya teringat bahwa orang tua saya sangat suka makan jalangkote berisi telur. Maka terbersit dalam pikiran saya salah satu penjual jalangkote yang cukup terkenal di wilayah Parepare tepatnya di Tegal yang bernama Jalangkote 77. Harganya cukup terjangkau, tujuh jalangkote seharga Rp10.000.
Tiba di rumah, kehangatan dalam keluarga sangat terasa di waktu buka puasa bersama di hari ke-28 Ramadan 1445 H. Hari demi hari Ramadan akan usai hingga tibalah 1 Syawal 1445 H ditandai dengan hari Raya Idulfitri. Rasa sedih dan bahagia campur aduk, di mana sedih karena Ramadan telah pergi dan bahagia karena berkumpul dengan keluarga. Tamu-tamu berdatangan, saling berjabat tangan, saling memaafkan, dan bersama-sama menyantap makanan hari raya yang sangat legendaris yang bernama burasa.
Tidak lupa dengan keluarga yang telah meninggal dunia untuk menziarahi makamnya, keluarga yang pernah ada tapi dipisahkan oleh takdir yang nyata.
Dua hari setelah Hari Raya Idulfitri, di hari Jumat, (12/4/2024), saya melakukan perjalanan liburan menuju Pulau Dutungan, Kabupaten Barru. Tempat wisata yang sangat diidamkan oleh masyarakat sekitar maupun masyarakat luar untuk berkunjung ke sana. Perjalanan wisata ini, saya ditemani sahabat-sahabat kurir saya di dunia kerja yang bernama Ada Kurir. Perjalanan ke sana cukup jauh dan memakan waktu. Dimulai dari kampung halaman saya di Enrekang menuju ke Kota Parepare untuk berkumpul bersama mereka.
Perjalanan dilanjutkan menuju ke titik lokasi Pulau Dutungan menggunakan beberapa motor dan beberapa alat dan bahan yang telah diperiksa lebih awal.
Belum selesai sampai disitu, kami melanjutkan perjalanan menggunakan kapal nelayan menuju ke Pulau Dutungan sebagai tempat wisata yang akan kami tuju.
Perjalanan menggunakan kapal nelayan, mata dimanjakan dengan laut yang berwarna biru kehijau-hijauan, pegunungan yang terlihat sejauh mata memandang, dan langit biru dipadukan awan-awan dan cerahnya matahari.
Tiket Pulau Dutungan seharga Rp 50.000, dan jika bermalam seharga Rp80.000 per orang.
Pulau Dutungan, sebuah permata tersembunyi di lepas pantai Kabupaten Barru, menawarkan keindahan alam yang memikat hati. Di pagi yang cerah, sinar matahari memantulkan keindahan pantai berpasir putihnya, sementara air laut yang jernih memperlihatkan kehidupan laut yang beragam di sekitar terumbu karang yang berwarna-warni. Pulau ini menjadi surga bagi para pengunjung yang ingin menikmati keindahan alam bawah laut, dengan aktivitas snorkeling dan menyelam yang menakjubkan.
Selain keindahan lautnya, Pulau Dutungan juga menawarkan panorama alam yang memukau. Hutan hijau yang rimbun dan tebing-tebing batu yang menjulang tinggi menambah pesona pulau ini. Setiap sudut pulau terasa begitu damai dan menenangkan, cocok untuk melarikan diri dari hiruk pikuk kota dan bersantai di tengah alam.
Saat senja tiba, langit di Pulau Dutungan menjadi lukisan alam yang mempesona dengan warna-warni yang menggoda. Pengunjung sering berkumpul di pantai untuk menyaksikan matahari terbenam yang memancarkan cahaya oranye keemasan di langit, menciptakan momen magis yang tak terlupakan.
Ketika malam menjelang, langit di Pulau Dutungan terbuka lebar, memperlihatkan ribuan bintang yang bersinar terang di atas kepala. Suara riak ombak yang tenang menjadi musik pengantar tidur yang sempurna, menambah kesan romantis dan damai di pulau ini.
Pulau Dutungan bukan hanya tempat wisata biasa, tapi juga pengalaman yang menggetarkan jiwa dan memberikan ketenangan yang langka di tengah keindahan alam yang luar biasa.
Setiap kunjungan ke pulau ini membawa kenangan indah yang tak terlupakan bagi para pengunjung, menjadikannya destinasi yang patut dikunjungi di Kabupaten Barru. (*)
Penulis: Arfian Alinda Herman (Mahasiswa IAIN Parepare)