PAREPARE, PIJARNEWS.COM — Pendidikan sebagai jalan menuju kesuksesan. Hal itu dibuktikan banyak orang. Salah satunya Dr. Ariadin, SH, MH, M.Kn.
Notaris yang berkantor di Jalan Sultan Hasanuddin Kota Parepare ini akan menjalani proses wisuda bersama sang adik, Dr. Fitriana, S.Kom, MM pada program Doktor (Strata 3) di Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar pada 25 Mei 2022.
Saat diwawancarai Pijarnews.com, Sabtu (21/5/2022), Dr. Ariadin membagikan kisah inspiratifnya dalam menuntut ilmu dan alasannya melanjutkan pendidikan setinggi mungkin.
“Saya putra Parepare, lahir tahun 1970. Ayah dulu seorang PNS, sedangkan Ibu adalah IRT. Saya merupakan satu dari enam bersaudara. Jadi bisa dibayangkan susahnya orang tua membiayai kami semua untuk sekolah,” terangnya.
Ariadin melanjutkan, setelah lulus dari SMEA Parepare ia bertekad melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi meski dalam keterbatasan. Menurutnya, tidak ada cara lain untuk mengubah keadaan selain pendidikan.
“Tinggalkan kampung dan ke Makassar tahun 1989. Setahun kemudian, mendaftar di Fakultas Hukum UNHAS dan diterima,” tutur putra kedua dari pasangan Achmad Najamuddin (Alm) dan Ibu Radia itu.
Setelah empat tahun menempuh program sarjana S1 dan menjadi salah satu lulusan terbaik di Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin, ia pun bekerja di beberapa perusahaan sembari meneruskan jenjang pendidikan. Meneruskan program magister hukum tahun 2002 dan selesai pada 2005. Tiga tahun kemudian, pria berusia 52 tahun itu melanjutkan pendidikannya dengan mengambil program master kenotariatan UNHAS dan lulus pada 2012. Terakhir, mendaftar dalam Beasiswa Program Pascasarjana Dalam Negeri (BPPDN) dan lulus beasiswa S3.
“Sambil bekerja di perusahaan, saya juga sekolah, menjadi pengacara hingga menjadi dosen. Akhirnya sekarang hobi ngajar. Saya mengajar di beberapa perguruan tinggi, di antaranya Universitas Sawerigading, Universitas Fajar, Universitas Riau Kepulauan, pernah di IAIN Parepare juga di program magang calon notaris Sulawesi Selatan serta pendidikan khusus profesi advokat di Makassar. Semuanya bisa saya lakukan,” jelasnya.
Bendahara Umum Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Kota Parepare ini mengungkapkan, cara mengatur waktu tanpa harus menyisihkan pendidikan adalah dengan disiplin dan punya visi misi yang jelas. Tambahnya lagi, ia bertekad untuk mendirikan sekolah hukum di masa mendatang.
“Sebetulnya dengan kemauan dan semangat bahkan lubang jarum pun bisa kita lewati sepanjang kita berusaha. Harus kita lawan itu yang namanya kemalasan dan kemiskinan. Luruskan niat, minta restu orangtua, terus beribadah lalu disiplin waktu. Sibukkan diri dengan sesuatu yang berguna. Selama pendidikan mau kita tempuh, pasti Tuhan kasih jalan,” tutupnya. (*)
Penulis : Aryo Nugraha