MAKASSAR, PIJARNEWS.COM–Berawal dari keprihatinan terhadap isu lingkungan akhirnya berbuah hasil, omsetnya kini bahkan hingga puluhan juta rupiah per bulan. Usaha yang diberi nama Rappo itu dirintis sejak dua tahun lalu itu, bahkan berhasil melebarkan sayapnya disektor usaha sosial.
Rappo merupakan usaha yang bergerak di sektor sosial yang berfokus pemberdayaan perempuan dan isu lingkungan hidup.
Dua fokus Rappo itu kemudian ditafsirkan menjadi pelbagai program-program dalam menuntaskan isu sampah plastik di Sulawesi Selatan, khususnya di Kota Makassar.
Akmal Idrus, Founder Rappo, menyebutkan selama dua tahun telah melaksanakan program-program andalan Rappo seperti donasi sampah plastik, plastik smartcity, Rappo Yourth Ambasador dan Competition of Public Sector Innovation (COPSI).
“Sepanjang dua tahun kita berdiri kita banyak melakukan kegiatan sosial yang berfokus pada pemberdayaan perempuan dan lingkungan seperti, donasi sampah plastik, plastik smartcity, Rappo Yourth Ambasador dan Competition of Public Sector Innovation (Copsi),” ungkap Akmal saat di wawancarai oleh pijarnews.com, Sabtu (13/8/2022).
Adapun program donasi sampah plastik merupakan program yang hingga kini masih dilakukan dengan mengumpulkan sampah plastik dari rumah ke rumah di Kota Makassar.
Sementara melalui program plastik smartcity yang merupakan program pelatihan menyasar para perempuan di Untia, Kacamata Biringkanaya Kota Makassar untuk dilatih mendaur ulang sampah plastik menjadi produk tas kekinian.
Sehingga dari situ kata Akmal menghasilkan produk daur ulang hasil binaan Rappo berupa tas kekinian yang daur ulang dari bahan dasar plastik.
Akmal mengungkapkan pada 2022 telah menerima donasi sebanyak 10 ribu sampah plastik yang telah didaur ulang menjadi tas kekinian.
“Sebenarnya kita sudah sampai 10 ribuan yang kita daur ulang tahun ini, dari beberapa program yang kami laksanakan,” terang alumni Fakultas Hukum Unhas itu.
Akmal juga mengatakan pihaknya telah bekerjasama dengan sebanyak 19 perempuan Untia dan penjahit lokal untuk memassifkan produk tas berbahan dasar plastik itu.
“19 perempuan itu terbagi dua, 17 dari kawasan Untia terus ada 2 orang penjahit lokal yang buat produk kita,” ungkapnya.
Ia bercerita sejak awal Rappo tidak memiliki mesin jahit, sehingga berkolaborasi dengan para perempuan yang sudah punya skill menjahit dengan perempuan Untia lainnya.
“Awalnya memang yang kita berdayakan penjahit lokal, karena Rappo belum memiliki mesin jahit, dan belum punya dana untuk itu. Makanya kolaborasinya dengan perempuan tapi yang sudah punya skill, jadi kita sisa buat produknya gitu,” imbuhnya.
Produksi tas Rappo perbulan bisa mencapai ribuan dari donasi sampah plastik yang dikumpulkan, serta produksi dari 19 perempuan yang telah diajar membuat tas.
“Kalau produksi tas sebenarnya, kapasitas produksinya bisa sampai ribuan dalam satu bulan, kalau kita memberdayakan 19 perempuan itu, Karena penjualan kita ini fokus di bisnis, jadi pengambilannya 100, Puluhan, jadi memang kuantitas nya cukup tinggi,” jelasnya.
Adapun sistem yang diterapkan dalam bisnis sosial tersebut yakni sistem kemitraan dengan ibu-ibu penjahit yang akan dilakukan bagi hasil dari penjualan.
“Jadi sistem kemitraan yang dimaksud adalah, oke ada yang pesan 200, kita harus tanya kepada ibu-ibu yang menjahit, ada nggak yang bisa terima orderan ini. Karena sistem kita bagi hasil. Jadi berapa persen untuk mereka dan juga ada dana pengembangan untuk program sosial,” pungkasnya.
Hingga kini produksi dan penjualan Rappo terus meningkat, bahkan penjualannya tidak hanya di Kota Makassar saja namun produk tas itu telah banyak dikirim ke Bali dan Jakarta.
Selain penjualan ke luar Sulawesi, kini Rappo berhasil bekerjasama dengan perusahaan ternama di Sulsel seperti Nipapar, PT. Vale, CIMBI Niaga dan Komunitas Kejar Mimpi Indonesia.
Kerjasama tersebut berupa penggunaan produk tas daur ulang sebagai merchandise office di Kantor-kantor perusahaan itu.
Meski tak ingin menyebutkan secara spesifik nominal omset perbulan dari usaha sosial itu, namun disebutkan hasil penjualan perbulan bisa mencapai puluhan juta rupiah.
Adapun program Rappo Yourth Ambasador merupakan program edukasi terkait isu yang konsen terhadap lingkungan dan sosial yang bertujuan menciptakan generasi penerus misi pemberdayaan dan lingkungan di Sulsel khususnya di Kota Makassar.
Saat ini Rappo juga menggelar Competition of Public Sector Innovation (COPSI) yang bertujuan mengkampanyekan isu lingkungan berupa pelestarian ekosistem laut dari sampah.
Adapun item kegiatannya berupa peningkatan skill bagi perempuan yang masih berfokus pada daur ulang kemudian dilakukan pameran produk hasil daur ulang.
Reporter : Sucipto Al-Muhaimin