PAREPARE, PIJARNEWS.COM— Kenaikan harga telur berdampak terhadap pedagang kaki lima. Salah satunya, jajanan telur gulung di Kota Parepare.
Hal ini dirasakan, Mas Gulung (28), sapaannya, warga Jawa yang merantau ke Kota Parepare demi mencari rejeki. Dengan berjualan telur gulung, kurang lebih 6 bulan.
Mas Gulung, ditemui pijarnewscom,mengeluhkan harga telur yang melonjak naik. Sehingga berdampak terhadap dagangannya.
“Harga telur ayam yang naik mengakibatkan berkurangnya pemasukan,” keluhnya.
Biasanya, sehari, Mas Gulung menghabiskan 5 rak telur dan memperoleh 500 ribu hingga 1 juta. Namun sejak harga telur melonjak, penghasilannya berkurang.
“Harga telur gulung 1000 rupiah pertusuk. Omset yang didapat untuk perharinya tergantung dari jam keluar menjual. Kalau mulai pagi bisa dapat 1 juta tapi kalau jalan sore biasa 500-600an. Tapi untuk saat ini hanya sekitaran 300 ribu,” kata Mas Gulung, Jum’at 02/09/2022.
Daeng Maraya, penjaga ternak ayam di Parepare mengatakan kenaikan harga telur disebabkan oleh harga pakan ayam yang naik.
“Dari sebelumnya 200 ribu per karung sekarang menjadi 300 ribu satu karung.
Kenaikan harga pakan mempengaruhi harga jual telur dari peternak ke pedagang,” katanya.
Lalu, harga jual telur per rak saat ini 50 ribu sebelumnya hanya 40 ribu per rak.
“Rata begitu harganya, nanti pedagang yang pisah mana yang besar dan kecil,” ujarnya.
Sementara di Kabupaten Pinrang, Kecamatan Suppa, Muh Arsyad (28) peternak ayam yang telah menjalani usahanya selama 4 tahun mengungkapkan, harga telur naik sebab ayam ras yang kurang.
“Ayam ras yang kurang, sehingga harga telur melonjak dengan harga 50 ribu per rak. Kemarin lalu harganya 52 ribu,” tuturnya saat diwawancarai pijarnewscom, Sabtu 03/09/2022.
Reporter: Lutpia