PAREPARE, PIJARNEWS.COM — Ribuan warga di Kota Parepare, Sulawesi Selatan mengantarkan jenazah Almarhum Gurutta KH Iskandar Ali ke tempat pemakaman di Areal Pesantren DDI Ujung Lare, Jalan Abu Bakar Lambogo, Kota Parepare, sekira pukul 13.30 wita Kamis (15/9/2022).
Sebelum dimakamkan, ulama kharismatik berusia 84 tahun tersebut disalatkan di Masjid Besar Al Irsyad, Jalan Andi Sinta. Semasa hidup, di masjid inilah, Gurutta Iskandar Ali menjadi imam masjid dan mengajarkan ilmu agama kepada para jemaah.
Usai disalatkan, jenazah Almarhum Gurutta KH Iskandar Ali kemudian dibawa ke Masjid Al Ikhlas di Jalan Sawi. Di tempat ini, para jemaah kembali melakukan salat jenazah. Selanjutnya, jenazah dibawa ke areal pesantren Darud Dakwah Wal Israd (DDI) Ujung Lare.
Sebelum menuju ke tempat peristirahatan terakhirnya, jenazah Almarhum Gurutta Iskandar Ali kembali disalatkan di Masjid DDI Ujung Lare oleh pengurus pondok bersama para santri. Sebab di pondok pesantren inilah Gurutta Iskandar Ali sangat berjasa dan lama mengabdi sebagai pengajar.
Ketua Pengurus Masjid Al Irsyad, H Sudirman L mengaku sangat kehilangan atas wafatnya Gurutta KH Iskandar Ali.
Sudirman mengatakan, Gurutta Iskandar Ali wafat saat berada di Oman pada Jumat (9/9/2022) lalu. Saat itu, kata Sudirman, Gurutta bersama rombongan dalam perjalanan pulang dari Makkah, Arab Saudi menuju ke Indonesia usai menunaikan ibadah umrah.
Sudirman mengatakan, maskapai penerbangan yang membawa gurutta mampir di Oman untuk memberikan pertolongan medis. “Namun Allah Subhana Wataala berkendak lain,” kata Sudirman.
Mantan Wakil Rektor II Bidang Keuangan IAIN Parepare ini mengatakan, pengurusan jenazah dari Oman ke Jakarta dibantu oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Oman. Selanjutnya, sambung Sudirman, jenazah almarhum Gurutta KH Iskandar Ali diterbangkan dari Jakarta ke Makassar. Kemudian dibawa ke Parepare. Jenazah tiba di rumah duka, pada Kamis sekira pukul 5 subuh.
Sudirman mengatakan, sosok KH Iskandar Ali semasa hidup sangat memasyarakat di Kota Parepare, khususnya di Ujung Baru.
“Di mana-mana ada jadwal ceramah dan khutbah. Utamanya di masjid-masjid di Kota Parepare. Dengan wafatnya Gurutta KH Iskandar Ali, maka kita telah kehilangan lagi ulama yang sangat memasyarakat,” kata Sudirman.
Pengasuh Pondok Pesantren DDI Ujung Lare, Prof Dr H Rahim Arsyad juga menyampaikan duka cita mendalam atas wafatnya Gurutta, KH Iskandar Ali. “Almarhum semasa hidup orang baik, orang berjasa dan orang yang suka mengurus orang. Sejak tahun 1975 hingga September 2022 sebelum wafat sangat berjasa membina pesantren DDI Ujung Lare. Bahkan saat masih bersama Gurutta KH Ambo Dalle,” kata Rahim Arsyad.
Seorang Dai, Asman juga mengaku kehilangan sosok Gurutta KH Iskandar Ali. “Semasa hidup, Gurutta orang yang sangat luar biasa dan berjasa. Dia Guru saya. Dia nikahkan saya. Yayasan saya bernama Asmania, beliau yang memberikan nama,” kata Asman.
Ketua Pemuda Pancasila Parepare, Fadly Agus Mante yang hadir mengantar jenazah almarhum KH Iskandar Ali juga memberi komentar mengenai sosok ulama bersahaja tersebut. “Saya terakhir kali mendengar tauziyah Gurutta saat berada di Masjid Al Irsyad. Saya sangat kagumi sikap tawadhu beliau. Khususnya bagi kita generasi muda. Selalu mendorong agar memberikan kontribusi positif terhadap daerah. Pesan beliau, jaga dan rawat DDI,” kata Fadly yang akrab disapa Awing.
Dewan Pengawas RSUD Andi Makkasau Parepare, H Minhajuddin Ahmad juga mengenang kebaikan dan rendah hati Gurutta KH Iskandar Ali. “Sebelum berangkat umrah, saya sempat bertemu dengan Gurutta pada saat melakukan pemeriksaan kesehatan di rumah sakit. Beliau adalah seorang ulama yang luar biasa. Beliau sepengetahuan saya sering memberi solusi dan tidak pernah marah jika kita ketemu,” kata Minhajuddin. (alf)
Editor: Dian Muhtadiah Hamna