PAREPARE, PIJARNEWS.COM —Memperingati Hari Ibu terkait dengan sejarah pada 22 Desember 1928, di mana para pejuang dari 30 organisasi perempuan dari 12 Kota di Jawa dan Sumatra menggelar Kongres Perempuan Indonesia I di Jogjakarta.
Mereka membahas agenda besar bagi bangsa yang tengah berjuang untuk kemerdekaannya dari peranan perempuan dalam perjuangan, pembangunan bangsa hingga soal kesehatan bagi ibu dan balita serta pernikahan usia dini.
Berkat semangat para pejuang wanita yang berkumpul di Jogjakarta pada 94 tahun silam itu masih terasa dan relevan hingga saat ini.
Andi Nurhanjayani selaku tokoh Budaya Kota Parepare mengatakan menjadi seorang ibu merupakan pekerjaan yang berat tetapi semua itu dijalani secara santai.
“Kita ini ibu-ibu enjoy menjalani hidup ini, saya enjoy,” kata dia kepada Pijarnews.com, Kamis (22/12/2022).
Menurutnya menjadi seorang ibu harus membekali diri dengan menjadi seorang ibu yang dapat dirindukan oleh anaknya.
“Saya mau semua ibu dirindukan oleh anaknya bukan saja ibu rindukan anaknya tapi anak-anak lah yang merindukan ibunya,” katanya.
Sehingga, ia berharap semua ibu harus dapat membikin kesan tersendiri terhadap untuk dirinya.
“Menjadi seorang ibu harus menghargai dirinya sebagai seorang ibu supaya anak berprilaku seperti ibu yang memberikan contoh sebagai ibu yang betul dirindukan oleh anaknya,” harapnya.
Dengan membawakan tema “Sayang Ibu Dalam Rangka Peringatan Hari Ibu” di studio Radio Peduli Parepare, Nurhanjayani berbagi cerita terkait ibu.
Ia mengungkapkan dengan membawakan tema tersebut, ia berharap semua ibu dapat dirindukan oleh anak-anaknya.
Ia mengungkap anak zaman sekarang banyak yang tidak merindukan ibunya tetapi ia menuturkan di hari peringatan hari ibu tahun 2022 dengan melihat di postingan media sosial anak muda zaman sekarang dapat memberikan penghargaan melalui sebuah lagu.
“Profesi ibu tidak pernah habis, harapan besar kami semoga anak-anak kamu semua dapat berguna bagi semua orang,” tutupnya.(*)
Reporter: Faizal Lupphy
Editor: Dian Muhtadiah Hamna