OPINI–Dalam pandangan sejarah, Presiden Soekarno menetapkan 22 Desember sebagai Hari Ibu melalui Keputusan Presiden (Kepres) No. 316 Tahun 1959. Karena di tahun 1928, kongres perempuan Indonesia yang pertama kali berlangsung di Yogyakarta. Untuk itu Peristiwa ini dianggap sebagai awal perjuangan perempuan di Indonesia.
Seperti yang kita ketahui bahwa, di Indonesia terdapat dua hari yang menjadi tanda bahwa hari itu untuk wanita. Pertama, tanggal 4 April adalah hari kartini, dimana orang-orang merayakan hari ini sebagai cara untuk mengingat atau mengenang sosok pahlawan perjuangan perempuan yaitu RA. Kartini.
Terkait dedikasinya dalam membela hak-hak wanita di negeri ini. Kedua, tanggal 22 Desember, diperingati sebagai Hari Ibu. Sebagian orang beranggapan bahwa pada tanggal ini mereka akan mempersiapkan untuk memberikan ucapan, bahkan sebuah hadiah spesial kepada ibunya.
Maka sudah menjadi budaya, pada 22 Desember sebagai tanda bahwa pejuangan sosok ibu, pahlawan bagi siapa pun. Menjadi seorang ibu bukan tentang hanya melahirkan anak dan mengurusnya hingga dewasa.
Tetapi, seorang ibu-lah yang berjuang bahkan bertaruh nyawa demi melahirkan sosok buah hati yang ia dambakan selama 9 bulan lamanya. Bukan hanya sekedar melahirkan seorang anak, ibu akan tetap menjadi orang pertama mengenali dunia untuk anak-anaknya.
“Kasih ibu sepanjang masa, kalimat ini terlihat hanya menjadi pelengkap setiap membahas seorang ibu. Akan tetapi, kalimat ini memberikan makna yang luar biasa untuk mendefisinikan perjuangan seorang ibu. Ibu sosok perempuan kuat, hebat nan cantik. Mengapa demikian, tidak berbicara lagi soal parasnya. Hati seorang ibu-lah yang menjadi saksi kehebatan serta ketulusannya. Cantik sosoknya meski tidak berdandan pancaran kecantikannya akan tetap terlihat.
Apalagi jika ia berhias layaknya putri yang kedatangannya akan ditunggu orang-orang. Wajahnya jika dibayangkan saja, hati menjadi tenang. Senyumnya menjadi semangat untuk anak-anaknya.
Perhatiannya menjadi obat jika kami seorang anak lelah dalam melakukan segala aktivitas di luar rumah. Sosok wanita ini, tidak bisa didefinisikan hanya sekedar satu baris kalimat saja, namun setiap makna yang terkandung dalam perlakuannya, perhatiannya, akan menjadi bentuk definisi terindah untuk seorang ibu. Orang yang pertama kali menjadi sosok pembela bagi anak-anaknya, sosok wanita yang kecewa jika anaknya diperlakukan tidak baik dilingkungannya.
Bahkan mereka rela, menjadi benteng pertahanan demi melindungi anaknya untuk tetap merasa aman. Dia akan marah jika anaknya lupa menaruh barang yang disimpan dan tidak menemukan barang tersebut. Tetapi setelah dia yang mencarinya, tidak terhitung detik barangnya sudah didepan mata saja.
Salah satu kehebatan seorang ibu, mungkin hal ini terdengar lucu atau bahkan mustahil. Namun, sudah banyak terbukti bahkan hampir semua anak pernah merasakan hal tersebut. Dia marah jika, pada malam hari tiba-tiba anaknya membangunkan dari tidur nyenyaknya. Hanya karena anaknya ingin mengumpulkan sebuah tugas dan besok harinya akan dikumpul tugas tersebut. Tetapi nyatanya, keesokan harinya barang itu sudah ada saja di atas meja. Ini menjadi bukti bahwa, seorang ibu rela melakukan apapun demi anaknya.
Jika berbicara sosok wanita ini, tidak ada yang bisa membalas perjuangannya yang begitu tulus. Dari ketulusannya menjadi seorang ibu, dilihat dari cara mendidik anaknya mulai dari dalam kandungan hingga menjadi orang hebat yang seorang ibu inginkan kepada setiap anaknya.
Ibu adalah orang pertama yang akan khawatir jika anaknya sakit. Jika berbicara pada saat sakit, pelukannya saja sudah menjadi obat terampuh dari segala obat yang di buat oleh seorang apoteker handal. Suapan untuk diberikan kepada anaknya, akan menjadi
penawar racun didalam tubuh si anak.
Menggambarkan rasa kasih sayangnya yang tak terhingga, ibu akan marah jika anaknya membuat kesalahan, namun yang disalahkan pertama adalah dirinya sendiri karena merasa gagal dalam mendidik, namun semua itu sudah dilakukan dengan baik. Namun, ada saja penyesalasan serta rasa bersalah dalam mendidik anaknya. Bahkan dia akan khawatir jika anaknya sedih dalam kegagalan. Seorang ibulah yang menjadi penyemangat, pelukannya membuat siapapun akan merasa tenang.
Sungguh luar biasa posisi seorang ibu. Ibu akan menjadi penasehat serta pendengar terbaik. Disaat orang-orang mulai menyalahkan atau bahkan tidak menerima posisi kita dilingkungan tersebut, tetapi seorang ibulah menjadi rumah hangat yang menjadi tempat untuk pulang bagi siapa pun. Ketika kita mendapatkan prestasi di sekolah, ujian lisan terasa lancar, tugas terasa ringan untuk dikerjakan dan merasa dimudahkan setiap saat. Ingatlah bahwa semua itu karena doa serta restu seorang ibu. Doa yang selalu ia lantunkan disetiap lima waktu yang dia kerjakan setiap hari, terseliplah doa-doa khsusus untuk anak-anaknya.
Tidak ada yang bisa menebak doa apakah yang ia minta kepada sang pencipta hati seorang ibu yang tulus. Pada intinya dia pasti meminta yang terbaik untuk anaknya. Waktu kecil, bahkan sekarang pun. Seorang anak akan takut jika melihat ibu tertidur sangat lama. Mungkin faktor lelah mengurus pekerjaan rumah dan hal itu sudah wajar. Tetapi, mengapa seorang anak takut akan hal itu. Dan rela memeriksa dengan cara berpura-pura memeluknya dari belakang demi memastikan apakah ibu masih ada atau tidak.
Seorang anak juga takut jika, ketika ibu sholat dan bersujud sangat lama padahal yang ibu doakan itu pasti anak-anaknya. Seorang anak akan selalu bertanya jika ibu menggunakan pakaian yang tidak seperti biasanya yang dia gunakan setiap hari dirumah.
Dan memastikan jika ibu keluar apakah dia lama dan ingin mengetahui tempat yang ingin ibu jumpai. Seorang anak pasti berpikir bahwa, jika ibu lama diluar aku akan mencarinya sesuai tempat yang ibu sebutkan tadi. Sebagai seorang anak, pasti berpikir bahwa apa yang harus dibalaskan perjuangan seorang ibu. Namun, hal itu tidak ada batas untuk membalas jasanya. Tetapi, perlu diingat bahwa sosok ibu akan selalu abadi dalam hati anaknya. Menjadi seorang anak yang berbakti saja belum cukup membalas kebaikannya. Tidak terbayangkan ketika sosok wanita ini sudah tidak ada.
Apakah rumah masih tetap seramai itu dengan nasehat-nasehat yang mungkin seorang anak akan bosan ketika selalu mendengar nasehat itu. Bersyukurlah ketika sosok ini masih ada, peluklah dia dan bisikkan kepadanya bahwa, akulah anak yang paling bersyukur dilahirkan dari sosok wanita yang kuat seperti dirimu ibu. Selamat Hari Ibu 2022.
Penulis: Sri Kartika Abidin
(Mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam IAIN Parepare)