PAREPARE, PIJARNEWS.COM– Kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertalite dan Solar masih terjadi di Kota Parepare, Sulawesi Selatan. Hal tersebut terlihat dari panjangnya antrean kendaraan motor, mobil, dan truk di Pertamina.
Pantauan Pijarnews.com, di salah satu SPBU di KM 3 Lapadde di Kota Parepare atau di Jl Poros Kota Parepare menuju Sidrap, antrean kendaraan bahkan mengular hingga ke jalan raya. Seorang pengendara, Andi (26) mengaku rela antre cukup lama untuk mendapatkan BBM bersubsidi di SPBU. “Sudah cukup lama ini antre, sudah ada sekitar 30 menit demi bisa mendapatkan Pertalite,” ucapnya ke wartawan Pijarnews.com.
Namun yang disayangkan Andi, di SPBU Pertalite terbilang langka, namun penjual eceran di pinggir jalan masih cukup banyak. “Di sini (SPBU) langka, namun banyak pengecer di Kota Parepare. Banyak ji saya lihat jual Pertalite,” pungkasnya.
Warga Kecamatan Soreang ini pun berharap kelangkaan BBM bersubsidi ini tidak dalam jangka waktu lama, mengingat di Kota Parepare terdapat Fuel Pertamina. Sebelumnya, Pemerintah Kota (Pemkot) bersama Depo Pertamina telah menggelar rapat dengan melibatkan para lurah dengan tujuan untuk mendapatkan informasi yang valid dari kelurahan terkait distribusi BBM.
Kepala Bagian Perekonomian Setdako Parepare, Rudy Muradi memimpin rapat itu, di Ruang Lounge, Kantor Wali Kota Parepare. Terkait dengan distribusi BBM, Rudy menyatakan akan dilakukan inspeksi mendadak (sidak) untuk mengatasi praktek-praktek yang merugikan. Ia mengungkapkan adanya modifikasi tangki dan penggunaan plat nomor ganda oleh kendaraan yang antre BBM di Kota Parepare menyebabkan antrean panjang di SPBU. “Kita akan bekerja sama dengan aparat hukum, SKPD teknis, dan Pertamina untuk memastikan hal tersebut tidak terjadi lagi,” ucapnya.
Menurutnya, pemerintah mengimbau untuk melakukan penjatahan agar kuota tidak habis akibat praktek-praktek musiman. Selain itu, kecelakaan dan jalan rusak yang menyebabkan penumpukan kendaraan perlu dihindari. Pertamina sebagai penyalur BBM dan LPG juga diminta bertanggung jawab.
Dia menambahkan, jika masalah ini tidak diatasi dengan baik, akan berdampak pada kenaikan inflasi. “Kenaikan biaya bahan bakar akan mempengaruhi harga produksi, yang pada akhirnya meningkatkan harga jual. Kelangkaan juga dapat memicu kenaikan harga,” tandasnya.
Sementara itu, Asisten II Perekonomian dan Kesra, Andi Ardian Asyraq mewanti-wanti spekulan untuk tidak menimbun BBM yang bisa menyebabkan kelangkaan di Kota Parepare. “Jangan sampai kelangkaan ini terjadi karena ulah spekulan bukan karena kuota, dan ini yang ingin kita tahu persis,” ungkap Ardian.
“Kalau memang ini persoalan kuota tentu kita minta kebijakan untuk kuota Depo Pertamina Parepare untuk ditambahkan, tetapi jika ini karena adanya spekulan tentu APH (aparat penegak hukum) harus hadir memberikan tindakan,” pungkasnya. (*)