MAKASSAR, PIJARNEWS.COM–Beberapa
profesor dan doktor mengikuti penuh hikmah kegiatan bedah buku yang dilaksanakan oleh Dinas Perpustakaan Makassar “Sistem Pangngaderreng dalam Latoa dengan sistem Syariat Islam” di Hotel Golden Tulip Essential Makassar, Kamis (31/10/2019).
Acara yang dibuka oleh Staf Ahli Walikota Bidang Kemasyarakatan dan SDM, Takdir Alim Bahrie diikuti hampir 200 peserta atau melebihi target/ kuota sehingga ada beberapa peserta yang duduk melantai.
Kegiatan bedah buku yang dilaksanakan oleh Dinas Perpustakaan Kota Makassar adalah kegiatan rutin tahunan sebagai wujud memberikan wadah bagi para penulis dan apresiasi atas terbitan daerah khususnya yang bernilai sejarah, budaya/ kearifan lokal di Sulawesi Selatan dan Kota Makassar.
Selain itu, yang terpenting sebagai upaya membina kegemaran membaca di tengah-tengah masyarakat.
Buku yang dibedah telah melalui proses penilaian dari Bidang Pengembangan Koleksi dan Pelestarian Bahan Perpustakaan beserta Pustakawan. Buku yang dibedah kali ini adalah karya mantan rektor UIN Alauddin, Prof. Dr. Hj. Andi Rasdiyanah dengan judul Sistem Pangngaderreng dalam Latoa dengan Sistem Syariat Islam.
Pangngaderreng sebagai pandangan hidup orang Bugis seyogyanya terpatri dalam kehidupan keseharian masyarakat inilah yang diharapkan penulis.
Prof. Dr. Ahmad M. Sewang, MA selaku pembedah tunggal buku ini mengatakan bahwa Pangngaderreng yang merupakan wujud kebudayaan masyarakat Bugis mulanya ada empat unsur kemudian disempurnakan menjadi lima yakni berupa Adek, Watik, Bicara, Rampang dan Sarak.
Masuknya Sarak/ Islam tidak menimbulkan pertentangan di masyarakat Bugis malahan saling melengkapi. Oleh karena itu, mengapa agama Islam mudah diterima dan berkembang cepat di Sulawesi Selatan.
Seluruh peserta terlihat hening dan menyimak dengan serius pemaparan penulis yang terbata-bata namun terlihat lembut dengan usianya 85 tahun. Suasana tambah khusuk dipengantar bedah buku diawali musikalisasi puisi oleh Kak Madia Gaddafi tim Dongkel Perpusling. Namun suasana serius diselingi juga canda tawa dari pembedah dan peserta yang bertanya.
Nada bicara penulis pun sempat naik saat menanggapi salah satu peserta yang mengatakan bahwa perempuan boleh dibohongi oleh suami. “Ia mengatakan tidak segampang itu perempuan dibohongi karena perempuan punya naluri tersendiri dan bisa melacak”. Sontak disambut gelak tawa seluruh peserta.
Reski Indah Sari, salah seorang peserta mengaku bahwa bedah buku tersebut adalah salah satu bedah buku terbaik yang pernah dia ikuti.
Dipengujung acara pembedah buku, memberikan sumbangan buku sebanyak sembilan judul kepada Perpustakaan Kota Makassar. Sebaliknya, Kepala Bidang Layanan dan TI, Fadli Tahar menyerahkan plakat/ cenderamata berbentuk logo Dinas Perpustakaan Kota Makassar kepada pembedah buku.
Panitia mengucapkan terima kasih kepada seluruh peserta yang telah hadir berpartisipasi mengikuti kegiatan bedah buku dan mohon maaf atas segala kekurangan. (rls/dmh).