PAREPARE, PIJARNEWS.COM — Pantai Mattirotasi menjadi salah satu objek wisata andalan Kota Parepare. Banyaknya tumpukan sampah yang terbawa ombak maupun yang dibuang pengunjung tentu membuatnya tak sedap dipandang. Namun bagi Beddu (55) yang bekerja sebagai pemulung, sampah itu menjadi rejekinya.
Target utama Beddu adalah gelas plastik, botol yang masih utuh, atau sisa-sisa besi. Sampah yang dia pungut dia masukkan dalam karung kecampang untuk dijual ke pengepul. “Sudah dua hari disini (pantai, red) banyak sampah kalau angin barat begini,” akunya, saat ditemui PIJAR, Kamis 19 Januari.
Dia bertutur, satu kilogram gelas plastik dihargai hanya Rp1000. Dalam sehari, dia bisa mengumpulkan sekira 15 kg. Jika nasibnya sedang baik, bisa sampai 30kg. Sehingga penghasilan rata-ratanya per hari adalah Rp20ribu. Entah dengan cara bagaimana, penghasilan tak menentu itu bisa membuatnya menghidupi istri dan dua anaknya.
“Dicukup-cukupkan saja. Beli yang perlu saja, kalau tidak terlalu penting ya tidak dibeli. Penghasilan pas-pasan begini memang harus pintar-pintar belanja,” bebernya.
Beddu kerap memulung di pinggir pantai setelah angin kencang atau ombak tinggi. Pada saat-saat itu, sampah cenderung lebih banyak dibanding hari biasa. Dengan begitu dia tidak perlu jauh-jauh berjalan kaki mengais tempat sampah umum atau dikeramaian.
Namun jika boleh memilih, Beddu lebih senang jika pantai itu bersih tanpa sampah. “Lebih enak dipandang tanpa sampah. Kalau saya kan bisa mulung ditempat lain, banyak ji yang penting mau mencari. Rejeki tidak kemana,” tutupnya. (lan/ris)