PAREPARE, PIJARNEWS.COM — Pasca perubahan bentuk dari STAIN Parepare menjadi Instititut Agama Islam Negeri (IAIN) Parepare, Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) melakukan surveilen (surveillance) atau proses pengumpulan serta pengecekan data terkait lembaga kampus di Ruang Zona Akreditasi, IAIN Parepare Selasa, 28 Mei 2018.
Sebanyak enam orang yang tergabung dalam satu tim asesmen surveilen diantaranya Prof. Akhmad Fauzi, Ph. D (Dewan Esksekutif BAN-PT), Prof. Dr. Mustofa Kamil, M. Pd (UPI Bandung), Dr. Ahmad Yani Anshori, M. MA (UIN Yogyakarta), Prof. Suwito, MA (UIN Jakarta), DR. Sugeng Listyo Prabowo, M. Ag (UIN Malang) dan Delisa Rufiana B. BusCom (BAN-PT).
Turut hadir pula para pelaksana tugas Wakil Rektor, Ketua Jurusan, Kepala unit dan para Penanggungjawab Program Studi
Dari 8 STAIN dan 1 Sekolah Tinggi Agama Hindu yang berubah bentuk menjadi Instititut Agama Islam Negeri, IAIN Parepare merupakan kampus pertama yang dikunjungi guna memberi penilaian serta pengecekan data. Berbagai pertanyaan pun diajukan kepada pihak pengelola lembaga kampus seperti ketersediaan Sumber Daya Manusia (SDM) hingga sarana dan prasarana kampus yang dimiliki.
Prof Akhmad Fauzi selaku Dewan Eksekutif BAN-PT melihat adanya peningkatan fasilitas serta melakukan pengecekan kembali atas relevansi pasca berubah bentuk dari STAIN menjadi IAIN. “Secara umum ada fasilitas yang lebih baik dibanding ketika menjadi sekolah tinggi, tapi ada juga beberapa yang perlu dibenahi karena naiknya status dari STAIN menjadi IAIN. Ini adalah konsekunsi yang harus diperbaiki sana-sini. Itulah yang perlu kami cek kembali apakah tadinya STAIN menjadi IAIN apakah relevan atau tidak. Kami hanya mengecek apa yang kami tulis,” jelasnya.
Penyerahan berkas oleh Prof. Akhmad Fauzi, Dewan Eksekutif BAN-PT kepada Rektor IAIN Parepare, Dr. Ahmad Sultra Rustan, M. Si.
Sementara itu, Ahmad Sultra Rustan menanggapi positif kedatangan tim surveilen ke kampus IAIN Parepare. “Dengan kedatangan tim ini banyak sekali manfaatnya. Banyak masukan yang diberikan kepada kami utamanya untuk melihat kekurangan-kekurangan. Tentu standar ketika menjadi STAIN dan IAIN itu berbeda standar, alat ukurnya juga berbeda sehingga kita masih perlu penyesuaian utamanya dalam hal akreditasi,” jelasnya.
Lebih lanjut ia berharap ke depan IAIN Parepare bisa memperoleh akreditasi yang baik. “Kita semua berharap mudah-mudahan kita bisa mendapat akreditasi yang baik demi menjaga kepercayaan kepada masyarakat kepada IAIN Parepare,” harapnya. (*)
Reporter : Hayana
Editor : Alfiansyah Anwar