Oleh: Haidir Fitra Siagian
(Dosen FDK UIN Alauddin dan Pengurus Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Wilayah Sulsel)
Dalam satu bulan terakhir ini, atau setidaknya pasca Ramadan, hampir setiap Sabtu-Ahad, kami menerima undangan. Baik undangan atas nama organisasi maupun undangan atas nama pribadi.
Karena ada undangan yang datang bersamaan, tentu tidak semua undangan dapat kami hadiri. Selain karena jarak yang tidak dekat, bisa mencapai 60-70 km, juga karena keterbatasan-keterbatasan yang ada, termasuklah faktor fisik yang sudah tidak muda lagi. Termasuk pula alasannya adalah mahalnya pembeli bahan bakar minyak.
Beberapa undangan tersebut adalah bertemakan halal bihalal atau syawalan. Kegiatan ini adalah rutinitas yang dilakukan diaspora Indonesia, termasuk yang ada di Benua Selatan ini.
Di samping itu, khusus undangan yang disampaikan kepada kami, adalah karena mau diadakan semacam perpisahan atau pelepasan. Mengingat dalam waktu dekat, saya sendiri akan kembali ke tanah air, setelah empat tahun cuti di luar tanggungan negara mendampingi istri.
Sudah menjadi kelaziman juga atau semacam tradisi, ketika ada warga Indonesia yang akan pulang demikian, diadakan acara perpisahan. Selain diadakan secara organisasi, juga ada pihak-pihak yang mengundang tersendiri. Ada kalanya pula, kami yang berinisiatif berkunjung ke rumah teman-teman silaturahmi sekaligus pamit diri.
Pekan lalu, kami harus menghadiri dua acara perpisahan ini. Satu dilaksanakan oleh teman-teman JPI (Jamaah Pengajian Illawara) dan satunya diadakan teman-teman PRIM NSW Australia. Meskipun saya pernah jadi ketua PRIM, tapi saya tak bisa menghadirinya. Sebabnya JPI Wollongong sudah mengagendakan jauh hari sebelumnya.
Mengingat di JPI pun saya pernah aktif selama hampir empat tahun. Organisasi ini adalah wadah kami, Muslim Indonesia yang berdomisili di Wollongong, dalam melaksanakan kegiatan keagamaan. Mulai dari pengajian, tadarrus, halal bi halal dan pemberian buka puasa di Masjid Omar Wollongong atau menghadiri buka puasa di Masjid MAWU University of Wollongong.
Hari ini kembali kami mengadiri acara halal bi halal atau perpisahan. Dirangkaikan dengan pengajian dan arisan ibu-ibu. Kali ini yang mengadakan adalah KKSS Sydney. Atau komunitas perantau asal Sulawesi yang bermukim di Sydney. Meskipun saya berasal dari Tanah Batak Tapanuli, tapi saya diterima dengan baik di komunitas Sulawesi. Alasannya karena saya bekerja di Sulawesi dan orang di rumah, pun berasal dari Sulawesi.
Acara tadi berlangsung di Rotary Park, Riverwood, pinggiran Kota Sydney. Sekitar 70 km dari Wollongong. Kesan bagus saya sampaikan dalam kegiatan tadi. Selama hampir empat tahun pun kami aktif di KKSS Sydney. Walaupun jarak dari Wollongong ke Sydney cukup jauh, namun setiap acara kami selalu datang. Boleh dihitung jari saja, acara yang tidak kami hadiri.
Kami selalu hadir di KKSS, karena orang-orang KKSS adalah sangat baik dan penuh perhatian. Tiada kecuali. Mulai dari anggota biasa, penasihat, para orang tua, termasuk ketua dan sekretarisnya.
Lagi pula, dalam acara KKSS selalu menyenangkan, menggembirakan dan mendamaikan hati. Kalau ada acara KKSS, selalu makan-makan. Makanannya enak dan banyak. Bahkan jika acara selesai, masih banyak makanan tersisa, bisa dibawa pulang ke rumah. Saking banyaknya, dapat bekal satu minggu. Jadi dapat dikatakan bahwa adalah satu kerugian yang nyata jika tidak menghadiri acara KKSS.
Dalam acara tadi, saya tidak ikut sampai selesai. Selesai memberikan sambutan, saya minta izin ke rumah ketua KKSS. Numpang tempat sebentar. Sebabnya saya harus mengajar secara online dengan adik-adik mahasiswa program S.3 PPs UIN Alauddin Makassar. Kebetulan ini adalah sejarah pertama bagi saya. Dipercaya pimpinan membersamai calon-calon doktor bidang dakwah dan komunikasi, dari latar belakang profesi pun domisili.
Satu hal yang saya ingat dari acara tadi adalah di Rotary Park inilah kami pertama kali ikut kegiatan KKSS sekitar empat tahun lalu. Dan mungkin di tempat ini pulalah, akhir sekali saya menghadiri acara KKSS.
Kehangatan dan perasaan sesama saudara sangat terasa. Itulah hikmah yang diperoleh dari banyak bersilaturrahmi, aktif dalam berbagai organisasi. Satu sama lain saling mendukung dan saling berbagi. Sesuatu yang sangat diidam-idamkan pribadi.
Terima kasih, semuanya. Terima kasih Australia. Kembali ke tanah leluhur, berbakti kepada ibu pertiwi.
Wollongong, New South Wales, Australia
13.05.23
Haidir Fitra Siagian