PINRANG, PIJARNEWS.COM —Penjabat (PJ) Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) Bahtiar Baharuddin kunjungi kawasan pengembangan Holtikultura Kampung Pisang, di Dusun Bottae, Desa Makkawaru, Kecamatan Mattiro Bulu.
Kegiatan itu sebagai rangkaian kegiatan kunjungan kerjanya di Kabupaten Pinrang yang dilakukan pada Kamis (2/11/2023).
Dihadapan petani, PJ Gubernur Sulsel juga membagikan tips dalam budidaya pisang. Salah satunya dengan cara menghasilkan bibit pohon pisang melalui teknologi kultur jaringan, dan memanfaatkan prinsip perbanyakan tumbuhan secara vegetatif.
“Pembibitan tanaman pisang melalui anakan pedang. Perbanyakan yang dilakukan dengan memisahkan anakan pisang dari induknya, cara ini adalah yang paling mudah dalam membuat bibit pisang dan paling banyak dilakukan oleh masyarakat. Serta, dari bonggol atau bit anakan/mini bit,” jelas Bahtiar.
Pada kesempatan ini pula, PJ Gubernur Sulsel ini mempraktekkan cara memotong batang pisang dan memperlihatkan salah satu metode memperbanyak bibit pisang kepada penyuluh dan petani.
Dengan pembibitan pisang menggunakan metode PIF atau dengan bonggol, dinilai mudah dan murah juga cepat.
“Bonggolnya akan menghasilkan anakan. Tumbuh banyak,” kata Bahtiar yang juga merupakan mantan petani di Kabupaten Bone, menjelaskan dalam bahasa Bugis.
Langkah pertama yang harus dilakukan, yaitu mencari dan menentukan pohon pisang untuk dijadikan indukan. Tunas-tunas yang mulai tumbuh dengan ketinggian sekitar 15-20 cm bisa dengan menggunakan media tanam tanah ditambah pasir dan arang sekam.
“Disiram pagi-sore, ini tumbuh 15-20 hari tumbuh. Tinggal disemai, jadi kalau anakannya sudah keluar, 2-3 anakan disimpan lagi, karena akan yang baru keluar, ini juga banyak diterapkan di India,” jelasnya.
“Untuk metode FIP ini, bapak-bapak petani, bisa kita lihat selengkapnya di Youtube, cara mudah anakan bonggol dengan metode PIF,” imbuhnya.
Atas praktek tersebut yang diajarkan PJ Gubernur Sulsel untuk petani pisang di Kabupaten Pinrang yang berjulukan Tanah Bumi Lasinrang ini. Petani mengaku mendapatkan pengetahuan baru.
“Dengan ini bagus, jadinya ilmu kami bertambah dan bisa dipraktekkan. Memang bagus,” ucap salah seorang petani bernama Lukman.
Para petani juga berharap mendapat bantuan bibit pisang dan nanas, demikian juga peralatan pendukungnya.(*)
Penulis : Faizal Lupphy