PAREPARE, PIJARNEWS.COM–Dinas Perpustakaan Kota Parepare melakukan sosialisasi pengembangan literasi berbasis inklusi sosial dengan mengusung tema ‘Perpustakaan untuk masyarakat terberdayakan”, Rabu (29/11/2023).
Kegiatan yang dilaksanakan di Jl. Mattirotasi Baru, Sumpang Minanggae, Kecamatan Bacukiki Barat itu dihadiri Kepala Dinas Perpustakaan Kota Parepare Drs. H. Ahmad. M. Si, Pimpinan Bank Sulselbar, diwakili Kepala Seksi Pemasaran, Dr.Nurul Amin. SPT. MP. Dosen Akademisi Universitas Muhammadiyah (UMPAR) Parepare, Ilham Mustamin dan Direktur Penerbit Sampan Institut.
Pengembangan literasi berbasis inklusi sosial, Perpustakaan mendesain koleksinya sebagai ruang belajar kontekstual dan berlatih keterampilan demi peningkatan pelibatan masyarakat dalam kegiatan perpustakaan dan peningkatan jumlah kemitraan dengan berbagai lembaga dan kelompok masyarakat.
Kepala Dinas Perpustakaan Kota Parepare, Drs. H. Ahmad M.Si, dalam sambutannya mengapresiasi kegiatan tersebut, sebab menjadi salah satu upaya untuk mengundang ketertarikan masyarakat agar memanfaatkan berbagai layanan yang disuguhkan oleh perpustakaan.
“Melalui kegiatan ini kita akan memahami bahwa kehadiran perpustakaan bukan hanya sebagai tempat untuk sekadar membaca. Sebab, perannya jauh lebih urgen dari itu,” jelasnya.
Sebagaimana diketahui bahwa membaca, memiliki sekurang-kurangnya tiga tingkatan.
Tingkatan yang pertama disebut dengan proses membaca seadanya, tanpa berniat untuk mencari tahu seluk-beluk maknanya hingga ke akar-akarnya. Tingkatan kedua disebut dengan proses memahami apa yang dibaca. Segala bacaan yang telah ditelaah, sedapat mungkin difahami maksud dan tujuannya.
Tingkatan ketiga adalah proses mengamalkan apa yang dibaca. Fase ini merupakan tingkatan tertinggi, lantaran menimbulkan efek sosial di tengah kehidupan masyarakat secara nyata.
“Sampai disini, saya teringat dengan ungkapan yang pernah diutarakan oleh Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI, Muhadjir Effendy, saat membawakan sambutan pada Pembukaan Rakornas Bidang Perpustakaan Tahun 2022 lalu,” katanya.
“Dalam sambutannya, beliau menegaskan jangan sampai memahami perpustakaan hanya untuk membaca, kemudian dijadikan ukuran keberhasilan perpustakaan jumlah pengunjungnya,” tambahnya.
Ukuran keberhasilan perpustakaan lanjutnya, adalah seberapa besar orang mengeksternalisasi setelah dia membaca di perpustakaan.
Ungkapan tersebut perlu menjadi perhatian, bahwa perpustakaan tak boleh lagi sekadar menitik beratkan gerakannya ke arah kampanye membaca saja. Sebab, itu hanya akan merealisasikan tingkatan membaca yang pertama.
“Perpustakaan mesti mulai merumuskan gerakan yang bermuara pada perwujudan tingkatan membaca kedua dan ketiga. Dalam hal ini, memantik pembaca agar memahami dan mengamalkan apa yang dibacanya,” kata Ahmad.
Karena itu, dia berharap seluruh peserta bisa mengikuti kegiatan itu dengan baik.
“Saya berharap kepada seluruh peserta dapat mengikuti kegiatan ini dengan serius sehingga dapat mendapat manfaat untuk perkembangan perpustakaan kita ke depannya,” tutupnya.
Reporter : Faid Aqdas Syam & Rahmiani Basri (Mahasiswa PPL STAIN Majene)