PAREPARE, PIJARNEWS.COM — Fenomena Citayam Fashion Week (CFW) merambah ke berbagai daerah, tak terkecuali di Kabupaten Sidrap dan Kota Parepare. Berbagai sorotan muncul, bahkan dua tokoh berpangaruh atau ulama terkemuka di Parepare turut menyampaikan pandangannya.
Keduanya adalah Dr. H. Mahsyar, M. Ag dan Dr. Kiyai Hannani, M. Ag turut memberikan pandangannya terkait hal tersebut.
“Itulah kita antisipasi, kalau kita memberikan peluang, ada sarana, sama saja kita mendorong mereka berkembang,” ujar Mahsyar kepada awak media setelah pembukaan kegiatan Talkshow ICMI Orda Parepare di Perpustakaan IAIN Parepare, Selasa, (2/8/2022).
“Ada sarana, kegiatan-kegiatan yang bisa memberi peluang untuk berkembang, kita usahakan diminimalkan itu, kalau perlu ditiadakan,” imbuh Masyhar yang juga Ketua ICMI Orda Parepare.
“Tentu kita tidak berhenti di kegiatan seminar ini yah, sesudah seminar ada langkah-langkah selanjutnya. Mungkin kita akan bawa ke forum khusus bersama dengan MUI Parepare, sesudah itu ada rencana kita libatkan pakar hukum untuk berdiskusi dengan anggota DPRD untuk membuat perda terkait hal itu,” ungkapnya.
Sementara itu Dr Hannani yang juga Rektor IAIN Parepare, menjelaskan bahwa itu adalah bagian dari ekspresi seni.
“Ekspresi seni itu biasalah, tetapi bagi kita umat Islam selama mengekspresikan diri kita itu harus memperhatikan kultur,” jelas Ketua PC NU Parepare itu.
Dijelaskannya di tradisi Bugis Makassar ada kesopanan, kesopanan dalam berpakaian, kesopanan dalam bertindak, dan kesopanan dalam berkata-kata, dari aspek agama juga demikian.
“Oleh karena itu, fenomena (Citayam Fashion Week) yang ada di beberapa daerah itu, yah mudah-mudahan semua yang senang seperti itu tetap memperhatikan etika. Etika dari segi kita sebagai bangsa Indonesia yang menghargai budaya kita sendiri dengan tata krama,” imbuhnya.
“Kemudian, dari aspek agama saya kira tetap harus diperhatikan itu,” tutup Hannani. (*)
Reporter : Wahyu