SIDRAP, PIJARNEWS.COM — Berbekal tekad, namun dengan perhitungan, Topan warga Dusun Tanete, Kelurahan Timoreng Panua, Kecamatan Pancarijang, Kabupaten Sidrap, Sulawesi Selatan, menggeluti usaha daur ulang plastik.
Di lahan sekira 5 x 20 meter itu, Topan menggeluti usahanya selama 4 tahun. Perlahan namun pasti, usaha Topan sedikit demi sedikit berbuah manis. Meski dalam situasi pandemi Covid-19, usahanya terus berkembang. Kini omsetnya mencapai Rp60 juta per bulan. Ia juga mempekerjakan sebanyak 14 karyawan.
Topan mendaur ulang plastik dari tutup botol, tutup galon dan limbah plastik rumah sakit, seperti botol infus yang telah disinveksi atau dibersihkan oleh pihak rumah sakit. Plastik kemudian didaur ulang menjadi seal cup atau tutup tabung gas elpiji tiga kilogram.
Sebelum menjadi penutup tabung gas, limbah plastik terlebih dahulu diolah melalui mesin pencacah. Selanjutnya dikeringkan. Setelah kering kemudian dimasukkan ke dalam mesin pencetak seal cup.
“Untuk per harinya 400 kilogram limbah plastik dari pengepul dan juga hasil kerjasama dengan sejumlah rumah sakit di Kota Parepare, Kabupaten Bone dan Enrekang. Dari 400 kilogram limbah itu bisa menghasilkan 120 sampai 300 ribu biji seal cup,” ujar Topan saat ditemui di pabrik pengolahan limbahnya di Desa Timoreng Panua, Kecamatan Pancarijang, Sidrap, Ahad (13/2/2022).
Seal Cup itu nantinya dibawa ke Stasiun Pengisian Bulk Elpiji (SPBE). Topan mengatakan, tertarik menggeluti usaha daur ulang plastik karena selain kurangnya pesaing, juga untuk mencari profit.
“Buka usaha yang pasti cari profit ya, tapi juga saya ingin menciptakan lapangan pekerjaan. Selain itu untuk mengurangi sampah plastik untuk menjaga kelestarian lingkungan. Karena itu, saya pilih usaha ini. Sebab saya pikir sangat sedikit yang meminati usaha ini,” ungkapnya.
Awalnya, Topan hanya melakukan usaha proses pencacahan plastik dan hasilnya di bawa ke Kota Makassar. Saat itu, keuntungannya hanya Rp 5 juta per bulan. Namun, setelah modal cukup, Topan memberanikan diri membeli mesin pencetak penutup gas dan langsung menjualnya ke sejumlah SPBE.
“Awalnya hanya mencacah, setelah cukup modal saya membeli mesin pencetaknya,” ucapnya.
Sementara itu, untuk memastikan limbah plastik rumah sakit dikelola dengan benar, sejumlah Tim Sanitasi dari sejumlah rumah sakit di kawasan Ajatappareng meninjau langsung proses pengolahan limbah plastik tersebut.
Pantauan PIJARNEWS.COM, tim sanitasi tersebut berasal dari RSUD Andi Makkasau Parepare, Rumah Sakit Hasri Ainun Habibie Parepare, Rumah Sakit Sitti Khadijah Parepare, dan Rumah Sakit Nene Mallomo Sidrap.
“Kami datang untuk memastikan apakah limbah rumah sakit dikelola dengan baik. Alhamdulillah ternyata setelah kami lihat, ternyata dikelola secara baik. Tidak seperti dugaan kami hanya ditumpuk, tapi ternyata diolah kembali,” ujar Sitti Rahmah Baba, Staf Sanitasi RSUD Andi Makassau Parepare.
Untuk limbah plastik rumah sakit, sebelum dibawa untuk di daur ulang, pihak rumah sakit terlebih dahulu melakukan sterilisasi dengan melakukan disinfeksi, termasuk memilah limbah plastik yang mana saja yang bisa di olah oleh penyedia jasa pengolahan limbah.
“Untuk limbah plastik yang terkena cairan darah kami bekerjasama dengan perusahaan pengolahan limbah yang lain yang telah bekerjasama dengan rumah sakit,” tutup Ema, sapaan akrab Sitti Rahmah Baba.
Penulis : Muhammad Tohir