MAKASSAR, PIJARNEWS. COM--Mantan Pj Gubernur Sulsel, Soni Sumarsono kembali bertugas di Jakarta ke tugas semula, yakni sebagai Dirjen Otonomi Daerah Kemendagri. Hatinya lega setelah sukses mengawal transisi kepemimpinan di Sulsel selama enam bulan.
Meski hanya setengah tahun, kinerja pria yang sudah tiga kali jadi penjabat gubernur itu (DKI Jakarta, Sulut dan Sulsel) itu patut diacungi jempol.
Setidaknya, dua buku tentang kiprah Soni di Sulsel menjadi bukti.
Buku pertama berjudul Di Balik Goresan Mars Sulsel. Buku kedua, Mengawal Transisi di Sulsel. Kedua buku ini ditulis oleh Ferry BM Rende dan Mudrikan Nacong yang didesain oleh Julian Angga Dwiputra dan tim B3 Creative.
Setiap buku punya kisah tersendiri. Editor Di Balik Goresan Mars Sulsel, Imam Dzulkifli menceritakan, Soni Sumarsono yang mengisi kekosongan kursi gubernur di Sulsel, terpikir mengenai mars pada tanggal 11 April 2018. “Lebih dari 300 tahun usia Sulsel dan 58 tahun menjadi provinsi, kita alpa membuat lagu. Sehingga ketika ide pak Soni muncul, maka dibuatlah sayembara,” paparnya, Senin, 10 September 2018. Hampir 100 orang yang menawarkan karya. Namun, karya Arifin Manggau yang menjadi jawara. Arifin adalah seorang dosen Universitas Negeri Makassar dengan menciptakan lagu berjudul Mars Sulawesi Selatan.
“Di Sulsel itu gambarannya ada empat etnis (Bugis, Makassar, Toraja dan Mandar). Nah, untuk bisa merekatkan itu, mars adalah salah satu cara. Etnis boleh banyak, mars satu saja. Itu namanya teori untuk mengkonsolidasikan. Perbedaan dengan menciptakan satu payung kebersamaan, ” jelas Soni soal ide lagu mars Sulsel ini.
Buku keduanya, Mengawal Transisi di Sulawesi Selatan digarap nyaris 400 halaman. Buku kedua ini diterbitkan oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Sulsel dan akan dibagikan ke sekolah-sekolah hingga perguruan tinggi negeri. Sebelumnya, buku itu telah dibagikan kepada tamu undangan dalam malam pisah sambut Pj Gubernur Sulsel dan Gubernur Sulsel di Rujab Sulsel, Jumat malam, 7 September 2018.
Buku bersampul hitam itu kembali dieditori Imam Dzulkufli dan menggandeng editor pijarnews.com, Dian Muhtadiah Hamna.
Ferry BM Rende, salah seorang penulis buku ini menceritakan, dalam buku ini ada tiga tugas utama yang harus dikawal pria kelahiran Tulungagung 59 tahun silam itu. Pertama, mengawal pelaksanaan Pilkada di Sulsel. Kedua, mengawal pelaksanaan pembangunan, pemerintahan, dan kemasyakatan di Sulsel. Dan tugas ketiga, mengawal keamanan dan ketertiban masyarakat Sulsel. “Dianggap sebagai daerah panas, temperamental, suka demo anarkis, pak Soni justru membalikkan keadaan. Sulsel ternyata adem ayem. Orang Sulsel ternyata ramah, suka membantu, menolong dan mengingatkan sesama, ” katanya.
Soni yang setiap kali memimpin daerah hadir dengan pendekatan bernuansa budaya, memberikan warna tersendiri dalam pola kepemimpinannya. Apalagi Soni hanya sebagai pemimpim transisi.
Disebut transisi karena suami dari Raden Roro Tri Rachayu itu menjadi jembatan dari pemimpin sebelumnya, Syahrul Yasin Limpo dan mengalihkan kepada Nurdin Abdullah.
Tekad Soni menjadi pemimpin transisi demi suksesi di Sulsel tergambar secara gamblang dalam buku ini.
“Buku ini menjawab teori kepemimpinan yang diajarkan di kampus-kampus khususnya mahasiswa yang belajar ilmu pemerintahan. Pak Soni menjadi role model dan bukti bahwa kepemimpinan transisi bisa sukses terlaksana. Buku ini layak dijadikan acuan, ” papar Dian yang juga dosen prodi Ilmu Komunikasi Fisipol Universitas Muhammadiyah Makassar. (*)
Editor: Alfiansyah Anwar