BARRU, PIJARNEWS. COM– Kelompok Tani Hutan (KTH) Mega Buana 3 Kabupaten Barru mengikuti kegiatan temu karya sekaligus melakukan demonstrasi penggunaan mesin pengayak untuk pupuk kompos dan mesin pencacah rumput, Selasa (17/5/2022).
Kegiatan yang dilaksanakan Dinas Kehutanan Provinsi SulSel itu bekerjasama dengan Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Ajjatapareng dan digelar di Dusun Pao, Desa Lipukasi, Kecamatan Tanete Rilau, Kabupaten Barru.
Kegiatan itu digelar untuk menumbuhkan gagasan-gagasan baru ditengah-tengah masyarakat petani dalam pemanfaatan bahan-bahan organik yang sangat mudah didapatkan, sering ditemui bahkan tidak jarang dibuang begitu saja, padahal sebenarnya memiliki manfaat yang sangat besar.
Hadijah, Penyuluh kehutanan menjelaskan KTH Mega Buana 3 adalah salah satu KTH Binaan KPH Ajatappareng khususnya penyuluh kehutanan (Amirullah, S.Hut).
“Kegiatan ini adalah salah satu dari beberapa kegiatan dari Penyuluh Kehutanan Ahli Muda,” ucapnya saat dikonfirmasi.
Kegiatan tersebut lanjutnya, juga bertujuan untuk sharing Informasi, pengetahuan, karya dan demonstrasi untuk peningkatan Pengetahuan dan Keterampilan Petani di Kabupaten Barru.
“Tujuan akhirnya dari kegiatan ini untuk meningkatkan Kesejahteraan Petani dan Hutan tetap lestari, dan diharapkan dengan kegiatan ini masyarakat Desa Lipukasi dapat mengetahui bahwa sampah dapat diolah menjadi pupuk,” katanya.
Asis, anggota KTH Mega Buana 3 bersyukur dengan adanya kegiatan tersebut, sebab dia bisa mengetahui cara pengolahan sampah.
“Kami bersyukur dengan adanya program ini, karena kami bisa mengolah sampah masyarakat yang tidak digunakan menjadi pupuk kompos,” terangnya.
Selama ini, lanjutnya tidak jarang petani mengeluhkan soal pupuk, sehingga melalui kegiatan itu, petani khususnya KTH Megabuana 3 kedepan tidak lagi kesulitan memperoleh pupuk, karena sudah memiliki kemampuan membuat pupuk sendiri yakni pupuk kompos. Dan salah satu ke unggulan pupuk kompos ini dapat menyuburkan tanah.
“Untuk pembuatannya kita hanya perlu mempersiapkan bahan-bahan seperti Serbuk Gergaji, batang pisang, seat padi, sabut Kelapa, dan kotoran sapi serta prosesnya hanya membutuhkan waktu satu Bulanan,” ungkapnya.
Sementara hasil pembuatan pupuk tersebut selain dapat digunakan sendiri juga bisa dijual dengan harga Rp 25000 perzaknya.
Penulis :Rezki Nanang