PINRANG, PIJARNEWS.COM–Suhardi, remaja asal Lansangeng, Kecamatan Suppa, Kab.Pinrang tumbuh dalam kerasnya kehidupan. Suhardi tak menikmati kehidupan remaja seperti layaknya remaja-remaja kebanyakan, bermain bahkan belajar. Di usainya yang masih remaja (16-17 tahun) Suhardi harus terus mengelap peluhnya lantaran dia merupakan tulang punggung keluarga.
Keseharian Suhardi bekerja sebagai buruh tukang, berpenghasilan Rp 70 ribu per hari, hasilnya dibagi untuk kebutuhan sehari-hari.
Mencari nafkah untuk keluarga dilakoni Suhardi sejak ayahnya meninggal dunia, dan sejak itupula Suhardi memutuskan untuk tidak melanjutkan pendidikan pada saat kelas 5 Sekolah Dasar (SD), itu dilakukannya demi kedua adiknya Ardianto dan Sumarti agar tetap dapat melanjutkan pendidikan.
Belum lama ini, video seklumit sisi hidup Suhardi sempat viral di media sosial, dimana saat itu ia sedang melakukan pekerjaan sebagai buruh tukang dan juga menyuapi ibunya yang tengah sakit.
Yupe, Ibu Suhardi saat ditemui di kediamannya, belum lama ini, mengaku kerap sakit-sakitan, namun belakangan kondisinya sudah mulai berangsur pulih.
“Saya sudah pernah dibawa pergi berobat ke Parepare beberapa waktu lalu oleh salah seorang yang berniat baik ingin membantu saya agar sembuh,” ungkap Yupe.
Keluarga Suhardi kini tinggal menumpang di sebuah rumah yang kondisinya cukup memprihatinkan. Dari pantauan pijarnews rumah tersebut tidak mampu untuk menampung banyak orang, karena hanya dua petak, dinding yang menjadi penghalang terbuat dari seng dan beralaskan papan.
Sementara untuk kebutuhan sehari-hari di akui Yupe dipenuhi oleh sang anak Suhardi.
“Anak saya yang menjadi tulang punggung keluarga dan memenuhi seluruh kebutuhan rumah tangga”, ucapannya.
Reporter: Lutpia