SIDRAP, PIJARNEWS.COM–RS Arifin Nu’mang menciptakan Inovasi pelayanan publik yang diberinaka “Mbah Sijaka”, inovasi itu kini mulai di verivikasi lapangan oleh Tim verifikasi lapangan Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (KIPP) Provinsi Sulawesi Selatan tahun 2021.
Selasa (30/3/2021), Tim KIPP berkunjung ke RS Arifin Nu’mang Kecamatan Panca Rijang, Kabupaten Sidrap, untuk melihat langsung pelaksanaan Inovasi tersebut.
Inovasi “Mbah Sijaka”, merupakan akronim dari Limbah Sisa Jadi Berkah. “Mbah Sijaka” dan berhasil masuk top 50 inovasi terbaik di Sulsel tahun ini.
Tim verifikasi yang datang terdiri dari Ahmar Jalil, Provincial Manager Kompak Sulsel, dan Hj. Erlin, Kasubag Pelayanan Publik Biro Organisasi Setda Provinsi.
Sebelum ke RS Arifin Nu’mang, mereka diterima Sekda Sidrap, Sudirman Bungi di Kantor Bupati Sidrap.
“Mbah Sijaka” merupakan inovasi yang dikembangkan oleh Kepala Instalasi Gizi RS Arifin Nu’mang, Risma Ernawati. Idenya memanfaatkan limbah makanan pasien menjadi pupuk organik cair melalui proses fermentasi.
“Setiap hari banyak sisa-sisa makanan yang terbuang percuma. Berawal dari situ Kami berinisiatif memanfaatkannya,” beber Risma.
Ia mengungkap, inovasi tersebut dilaksanakan dua tahun terakhir di RS Arifin Nu’mang. Pupuk cair tersebut sudah diuji coba pada tanaman dan memberi pengaruh yang baik pada pertumbuhannya.
Menariknya, pupuk cair yang dihasilkan dibagikan secara cuma-cuma ke masyarakat termasuk kepada keluarga pasien.
Direktur RS Arifin Nu’mang, dr. Budi Santoso menyatakan, inovasi tersebut merupakan kebanggaan baginya dan jajaran RS Arifin Nu’mang.
“Kami mendukung inovasi ini, selama tidak mengganggu tugas pokok silakan berinovasi,” lontarnya.
Sementara Ahmad Jalil mengapresiasi “Mbah Sijaka” di mana pihak rumah sakit sendiri yang mengolah dan memanfaatkan limbah makanannya.
“Umumnya rumah sakit bekerja sama atau langsung menyerahkan limbah makanannya kepada pihak lain untuk diolah. Di sini, internal rumah sakit sendiri yang mengelolanya,” puji Ahmad.
Ia lalu mengingatkan, program tersebut akan maksimal jika menerapkan prinsip SID (Signifikansi Inovatif Dampak). “Kalau perlu inovasi ini dapat bernilai ekonomis, tidak hanya bernilai sosial,” sarannya.
Verifikasi Lapangan tersebut turut dihadiri Kepala Dinas Lingkungan Hidup Sidrap, Hj. Aryani Tajuddin, Kabag Organisasi Sidrap, Erni, Kabid Bappelitbangda Sidrap, Akbar, tim pelaksana serta penerima manfaat “Mbah Sijaka “.