PAREPARE, PIJARNEWS.COM — Gencarnya pembangunan di Parepare, membuat Kota Bandar Madani ini semakin cantik dan tertata rapi. Namun gemerlapnya pembangunan infrastruktur itu tidak berlaku buat nenek Deleng.
Dia adalah satu dari 8400 orang warga miskin di Parepare. Orangtua berusia 70 tahun itu hidup miskin di daerah Lacoling, Kelurahan Lemoe, Kecamatan Bacukiki. Rumahnya reot dan nyaris rubuh jika tidak ditopang oleh tiga tiang. Parahnya, nenek Deleng hidup sebatang kara.
Tambah ironis, nenek ini menyebut tidak pernah mendapatkan bantuan beras miskin (raskin). Padahal dia hanya bekerja sebagai buruh tani, sehingga penghasilannya hanya saat panen, itupun tidak menentu.
“Sendiri ka nak tinggal disini. Kalau ada sawahnya orang saya ikut kerja disana, biasa dikasih upah buat beli beras. Kalau beras pembagian tidak saya tau dapat dari mana,” kata nenek Deleng saat ditemui PIJAR dirumahnya, Senin 13 Februari.
Data terakhir dari BPS Parepare, warga miskin di Parepare sudah mencapai 8400 orang, dari 138ribu penduduk. Jumlah itu ternyata bertambah dari tahun 2014 sebelumnya yang “hanya” 8100 orang dari 137ribu penduduk. Diyakini, data itu masih bisa bertambah mengingat banyaknya kondisi realitas warga yang tidak ter-cover pendataan. (con/ris)