MAROS, PIJARNEWS.COM — Pelaksanaan Focus Grup Discussion (FGD) Maros Kota literasi yang diadakan KNPI bersama Usaid Kamis kemarin, menuai kritik dari sejumlah OKP dan komunitas di Maros. Kegiatan itu dinilai mencatut logo OKP, serta tidak melibatkan OKP secara efektif.
Ketua HPPMI Maros, Chairul Syahab mengatakan sejumlah logo dipasang pada spanduk kegiatan, namun tanpa persetujuan OKP tersebut. “Kurang etis, memasang logo seakan-akan OKP ini mendukung kegiatan itu. Padahal belum tentu,” kata Chairul, saat ditemui PIJAR, Jumat 27 Januari.
Ketua GMNI Maros, Muhammad Maskur mengaku kecewa karena tidak adanya rapat persiapan dan rapat evalusi oleh KNPI terkait kegiatan FGD ini. “Kami bahkan tidak menyelesaikan FGD tersebut karena kami mengganggap model kegiatan ini bukan FGD tapi seminar, jadi kedatangan kami hanya jadi penggembira saja,” kesal Maskur.
Sementara Ketua HMI Alryansyah Natsir mengatakan konsep yang dihasilkan dari FGD ini sebenarnya sudah ada sebelumnya. Harusnya, kata dia, yang dirumuskan bagaimana menumbuhkan minat masyarakat dengan melakukan pendekatan pola culture. “Ini harus didorong oleh masyarakat melalui model bottom up. Kami juga menyayangkan Dispora tidak dilibatkan,” kritik Ryan.
FGD kemarin, digelar di ruang pola kantor Bupati Maros. Dihadiri oleh Bupati Maros HM Hatta Rahman, dua legislator Sulsel, Irfan Ab dan Wawan Mattaliu, serta anggota DPRD Maros. (*/ris)