Oleh : Muhammad Saleh (Dosen IAIN Parepare)
Bulan Ramadhan sering dijuluki sebagai “bulan suci” yang mengundang umat Islam di seluruh dunia untuk menyelami kedalaman spiritualitas dan kebaikan. Namun, di balik tirai kesucian itu, terdapat peluang emas yang sering kali disebut sebagai “berburu pahala.” Ini bukan tentang persaingan materialistis, melainkan sebuah perjalanan menuju pemurnian jiwa dan peningkatan kualitas diri di mata Sang Pencipta. Ramadhan, dengan segala dinamikanya, membuka lebar-lebar pintu kesempatan untuk kita mengisi ulang spiritual kita, mengoreksi diri, dan tentu saja, “berburu pahala” dalam arti yang paling positif.
Ramadhan bukan hanya tentang menahan lapar dan haus dari terbit hingga tenggelamnya matahari. Esensinya jauh lebih dalam; sebuah bulan yang ditandai dengan kedatangan Alquran, menjadi saat untuk refleksi diri, peningkatan spiritualitas, dan pemurnian jiwa. Keistimewaan Ramadhan terpancar melalui setiap malamnya yang dijanjikan penuh dengan rahmat dan maghfirah, menawarkan kesempatan untuk kembali fitri, seakan-akan kita baru dilahirkan ke dunia ini tanpa dosa.
Dalam konteks “berburu pahala,” Ramadhan menyediakan arena yang luas. Setiap amalan, tidak peduli sekecil apa pun, dijanjikan pahala yang berlipat ganda. Dari berpuasa, melaksanakan salat tarawih, hingga aktivitas sehari-hari seperti membantu sesama, semua menjadi ladang pahala yang subur. Namun, penting untuk diingat, niat menjadi kunci utama. Tanpa niat yang tulus, segala bentuk ibadah dan amal kebaikan hanya akan menjadi serangkaian ritual kosong tanpa makna.
Mari kita ambil inspirasi dari kisah Ahmad, seorang pemuda yang mengisi Ramadhannya tidak hanya dengan ibadah wajib tapi juga dengan kegiatan sosial, seperti memberi makan orang-orang yang membutuhkan. Kisahnya mengingatkan kita bahwa berburu pahala tidak hanya terbatas pada aktivitas ibadah pribadi tapi juga tentang bagaimana kita bisa berkontribusi pada kesejahteraan umat.
Di bulan yang penuh berkah ini, kebersamaan dan solidaritas sosial menjadi sangat terasa. Berbuka puasa bersama, baik dengan keluarga maupun komunitas, mengingatkan kita tentang pentingnya menjalin silaturahmi dan memperkuat tali persaudaraan. Melalui kebersamaan, kita diajak untuk saling berbagi, menunjukkan empati, dan peduli terhadap sesama, yang semua itu juga merupakan bagian dari berburu pahala.
Selain berburu pahala, Ramadhan juga merupakan waktu yang tepat untuk menyemai dan memelihara kebiasaan baik yang bisa bertahan jauh setelah Ramadhan berlalu. Ini adalah kesempatan untuk melakukan introspeksi dan memperbaiki diri, tidak hanya selama satu bulan tapi sebagai bagian dari perubahan yang berkelanjutan.
Dengan demikian, “Bulan Ramadhan, Bulan Berburu Pahala” bukan sekadar ungkapan. Ini adalah ajakan untuk memaknai dan memanfaatkan setiap detik di bulan Ramadhan sebagai kesempatan untuk berbenah diri, mendekatkan diri kepada Sang Pencipta, dan berkontribusi positif kepada sesama. Mari kita jadikan Ramadhan ini lebih berarti, tidak hanya dengan mengejar pahala tapi juga dengan transformasi diri menjadi versi yang lebih baik
Semoga Bermanfaat
Salam Sehat dan Sukses Selalu
Selamat Menjalankan Ibadah Puasa