Bulan suci usai dan semua hal-hal tentangnya terbawa, ibarat menyeruput secangkir kopi sedikit demi sedikit lalu habis. Yang tersisa dari secangkir kopi adalah gelasnya, kalau minum pakai ember yang tersisa adalah embernya, ckckck ^_^. Ramadhan begitu juga, usai dan menyisakan hawa nafsu sebagai pemeran utamanya yang ternyata terus hidup dan dipastikan hingga film kehidupan berakhir.
Cangkir gelas yang kosong bisa diisi apa saja, bisa kopi seperti sebelumnya atau minuman yang lainnya yang sedang hits. Seperti misalnya opor ayam, kuah coto atau sayur bening juga bisa. Begitu juga hawa nafsu bisa diisi apa saja diantaranya bisa dengan kasih sayang, toleransi, atau istilah keren dari Slank yang paling saya ingat yaitu PLUR (peace, love, unity, respect).
Namun demikian ada juga yang tak sungkan mengisi hawa nafsu dengan kepala naga dan badan tikus. Kepala naga identik dengan semburan api yang panas ibarat pikiran dan ucapan yang penuh buruk sangka. Sedangkan badan tikus merupakan daging yang identik dengan busuknya tingkah laku.
Oiya perihal hawa nafsu. Hawa menurut bahasa berasal dari ‘al hawa’ yang bisa berarti sagatha min ‘ulwin atau terjatuh dari atas ke bawa. Sedangkan nafsu menurut bahasa berasal dari ‘an nafs’ yang bisa berarti diri atau ruh. Secara tekstual arti dua suku kata tersebut bila digabungkan secara sederhana adalah ruh atau diri yang jatuh dari atas ke bawa itulah hawa nafsu. Deskripsi dari arti tekstual itu bisa diperhatikan pada kisah malaikat yang ternyata pernah diberikan hawa nafsu oleh Pencipta dan jatuh dari atas ke bawa.
Yah… itu kisah tentang malaikat Harut dan Marut yang tercatat pada kitab suci. Singkatnya kedua malaikat ini ditambahkan pada mereka aplikasi hawa nafsu seperti yang diberikan kepada manusia. Masa itu malaikat mempertanyakan kepada Pencipta tentang ‘kemanusian’ yang terus menerus melakukan pengurasakan di dunia. Keadaan manusia saat itu dikuasai oleh sihir-sihir syaitan dari awam hingga ke istana. Karena malaikat tak berhenti mengajukan pertanyaan tentang kemanusian yang diciptakan namun melakukan pengrusakan. Pencipta lalu meminta kepada malaikat untuk menunjuk dua yang paling shaleh dan mulia diantara mereka. Maka terpilihlah malaikat yang bernama Harut dan Marut menjadi delegasi clan malaika.
Harut dan Marut lantas di lengkapi dengan aplikasi hawa nafsu dan turun dari langit ke dunia untuk mengajak manusia untuk tidak terperdaya oleh godaan sihir-sihir syaitan. Mereka berhasil dan sukses besar. Raja memberikan penghargaan kepada Harut dan Marut dan mereka diberikan kedudukan setinggi-tingginya atas keberhasilannya untuk menghentikan pengaruh sihir-sihir syaitan.
Setelah itu, aplikasi hawa nafsu mereka menguat. Syaitan mengutus seorang wanita bernama Zahra untuk menggoda keduanya. Zahra merupakan wanita yang manis menyerupai bunga yang mengundang hasrat siapa saja. Berbagai gaya rayuan dilancarkan Zahra, mulai dari gaya kupu-kupu hingga gaya ngesot untuk menembus kokohnya pertahanan Harut dan Marut. Pada detik-detik setelah turun minum arak, Zahra pun berhasil mencetak gol. Keduanya terpengaruh setelah sebelumnya menolak jackpot memusyrikkan Pencipta, membunuh anak kecil dan menggauli Zahra. Namun setelah turun minum arak, semua jackpot tadi yang di tolak dengan senang hati diterima dan dilakukan.
Saat semuanya telah selesai, Harut dan Marut dijemput Jibril diperhadapkan pada Pencipta. Keduanya tak berhenti beristigfar, meminta ampun karena aplikasi hawa nafsu yang mereka terima ternyata kapasitasnya bukan tera byte tapi melebihi yotta byte (septillion). Kejadian itu menjadi pelajaran yang sangat berharga bagi clan malaika.
Manusia kata seorang guru pada dasarnya adalah makhluk langit yang diturunkan belajar hidup di bumi. Hawa nafsu merupakan salah satu aplikasi yang bisa membuat manusia lebih malaikat dari malaikat bila mampu mengisinya dengan PLUR. Namun hawa nafsu juga bisa membuat manusia lebih syaitan dari syaitan bila diisi dengan kepala naga dan badan tikus.
Ibrah La Iman
Penggiat Komunitas Parepare Menulis