OPINI–Pada era globalisasi saat ini, pertukaran serta peredaran informasi terjadi semakin instan, begitu pun halnya dengan komunikasi yang terjadi di masyarakat. Pada zaman dahulu, gagasan dan konsep komunikasi antar seseorang yang berbeda wilayah negara adalah hal yang sukar untuk dipercaya. Namun, di masa sekarang menjadi hal yang mungkin terjadi seiring dengan perkembangan teknologi.
Lahirnya media sosial semakin mempermudah masyarakat dalam hal pertukaran informasi serta komunikasi. Komunikasi tidak lagi dibatasi oleh ruang dan waktu karena adanya media sosial. Paradigma masyarakat terhadap komunikasi bergeser dari yang awalnya komunikasi terjadi dengan pertemuan secara langsung berubah menjadi komunikasi menggunakan gawai atau media sosial tanpa peduli jauh atau dekatnya jarak serta perbedaan waktu.
Seiring berjalannya waktu, media sosial tidak lagi hanya digunakan oleh individu atau perorangan semata, melainkan juga digunakan oleh lembaga atau organisasi. Dengan segala intensi yang ada, media sosial. Menjadi sarana terbaik untuk menyebarkan informasi atau pun sarana persuasi kepada masyarakat secara luas.
Jangkauan pesan yang sangat luas adalah salah satu profit adanya media sosial. Salah satu media sosial yang kini gemar untuk digunakan masyarakat ialah Instagram. Pengguna Instagram berasal dari seluruh elemen dan segmentasi masyarakat tanpa ada perbedaan kelas sosial. Semua pengguna instagram berbaur saling berkomunikasi satu sama lainnnya.
Dari sekian banyaknya konten di Instagram, terdapat konten dakwah yang juga tidak kalah banyaknya. Dakwah yang pada awalnya dilakukan oleh da’i dengan pertemuan tatap muka langsung, kini berubah menjadi dakwah yang disebarkan melalui Instagram.
Para da’i berlomba dalam berkreasi membuat konten dakwah agar menarik atensi masyarakat, mulai dari konsep video ceramah hingga kutipan ayat dan hadis. Konten dakwah pun dikemas dengan menarik. Banyak da’i mengemas konten dakwahnya dengan unsur kesenian komedi, musik, dan seni lainnya.
Kendati konsep konten dakwah telah dibuat semenarik mungkin, akan tetap sulit bila hendak mendapatkan atensi masyarakat Indonesia tanpa membuat suatu hal yang viral. Hal inilah yang menjadi rancu, apakah perlu dakwah viral atau tidak, jenis konten dakwah seperti apa yang viral, serta dampak viral bagi dakwah. Polemik pun timbul di tengah masyarakat, sebagian masyarakat memandang dakwah tidak perlu viral karena hal yang viral di Instagram biasanya adalah kontroversi dan sebaiknya dakwah menjauhi hal itu.
Namun, terdapat sebagian masyarakat yang berpendapat bahwa suatu konten dakwah yang viral adalah bentuk dari atensi masyarakat yang baik terhadap konten dakwah. Pada hakikatnya, dakwah adalah suatu kewajiban bagi setiap umat Islam yang melekat pada dirinya sebagai hamba Allah Swt yang mana merupakan perintah mutlak dari Allah kepada tiap hamba.
Telah jelas dalam berbagai ayat Alquran maupun Hadis Rasulullah, bahwa Allah menyeru untuk setiap muslim agar berdakwah, contohnya dalam Q.S Ali Imran ayat 104, Q.S An-Nahl ayat 125, Hadis dari kitab shahih Bukhari nomor 3202, dan masih banyak ayat dan Hadis lainnya yang terkait dengan perintah untuk berdakwah. Barometer kesuksesan sebuah dakwah menurut Prof. Dr. Quraish Shihab adalah dua hal. Barometer pertama ialah mad’u atau masyarakat target dakwah bertambah pengetahuannya terkait agamanya dan yang kedua ialah bertambah kesadarannya terhadap agamanya.
Media merupakan hal yang sangat penting dalam menciptakan atau meraih efektivitas komunikasi. Dalam sebuah teori komunikasi tersohor yang dikemukakan oleh Harold Lasswell menjelaskan terkait dengan bagaimana komunikasi dapat efektif atau berjalan dengan baik. Lasswell. Menurutnya, komunikasi akan berjalan dengan baik apabila memperhatikan serta menganalisis lima aspek. Who, says what, in wich channel, to whom, with what effect. Jika diartikan dimaknai dalam bahasa Indonesia, maka who ialah komunikator, says what ialah isi atau pesan, in which channel ialah media yang digunakan, to whom adalah komunikan, serta effect adalah umpan balik dan hasil tanggapan.
Instagram adalah sebuah media sosial yang memberi pelayanan prima kepada penggunanya yaitu dengan menyediakan akses yang sangat luas agar penggunanya mampu bertukar informasi secara cepat dan instan serta mampu untuk membagikan momen-momen dalam hidupnya. Dalam Instagram, penggunanya memiliki tempat yang nyaman untuk menyurakan diri dan bereskpresi atas sesuatu.
Pengguna Instagram ibarat memiliki galeri tersendiri yang dapat diakses oleh seluruh orang dengan mudah tanpa mengenal batasan tempat dan waktu.
Suatu hal yang viral dapat disebabkan oleh banyak hal. Namun, berdasarkan tinjauan penulis terhadap konsep dakwah yang viral di Instagram, maka penyebab konten dakwah viral di media sosial ialah ; Unik atau berbeda, terdapat sebuah ungkapan, bahwa sedikit lebih beda lebih baik dari sedikit lebih baik. Artinya, sesuatu yang berbeda dari yang lain adalah lebih baik dibanding hanya sedikit lebih baik. Hal ini dapat membuat suatu hal viral di media sosial, ; Kontreversial, suatu hal yang viral di media sosial juga diakibatkan karena hal tersebut adalah hal yang kontroversial atau menimbulkan polemik di masyarakat. Tipikal karakteristik masyarakat Indonesia yang mudah menerima informasi tanpa melakukan filtrasi terlebih dahulu, membuat konten kontroversial di tiap tahunnya menjadi viral, ; Mengikuti Arus Viral, banyak dari pembuat konten di media sosial tidak mampu berkreasi dalam membuat konten terbaru. Pembuat konten cenderung mengikuti arus apa yang tengah viral di masyarakat.
Setelah di atas telah dijelaskan secara mendalam terkait dengan konten-konten dakwah yang viral di masyarakat, maka penulis berpandangan bahwa konten dakwah yang viral bukanlah acuan dari sebuah keberhasilan dakwah. Esensi dakwah tidak terletak pada kuantitas namun terletak pada kualitas. Viralnya konten dakwah tidak dapat menjadi acuan apakah dakwah yang dilakukan berhasil atau telah dilaksanakan dengan baik. Dakwah yang viral adalah akibat dari metode yang digunakan oleh da’i dalam berdakwah.
Masyarakat Indonesia belum mampu menelaah secara baik terkait konten dakwah yang viral di Instagram. Banyak dari masyarakat yang menilai bahwa sebuah konten dakwah yang viral adalah dakwah yang dapat diikuti karena banyak didengarkan oleh masyarakat tanpa menimbang isi dakwah yang disampaikan. Masyarakat juga tidak tahu bagaimana menyikapi sesuatu yang kontroversial sehingga cenderung menghakimi sebelum melakukan pendalaman terhadap isu.
Dakwah yang viral di Instagram dapat ditinjau dari perspektif positif, yaitu masyarakat masih sangat banyak yang tertarik pada dakwah. Artinya, demand dan kebutuhan masyarakat akan adanya dakwah masih sangat tinggi. Namun, da’i harus mampu menyiapkan diri untuk senantiasa tetap pada jalan merefleksikan nilai Islam serta menyeru pada kebaikan karena hal itu adalah orientasi seorang da’i dalam berdakwah. Konten dakwah juga harus tetap berorientasi pada jalan dakwah bukan mengejar viral atau popularitas semata.
Sebuah konten dakwah yang viral bukanlah tujuan atau orientasi dari dakwah. Esensi dari dakwah ialah bagaimana memberi pesan dakwah dan mampu memberi pengaruh. Dakwah bukan berfokus pada kuantitas, namun berfokus pada kualitasnya. Viralnya konten dakwah bukanlah sebuah keberhasilan, melainkan dampak dari metode yang digunakan oleh da’i dalam berdakwah. Da’i harus mampu hadir secara fleksibel di tengah masyarakat dengan cerdas menyikapi media dalam berdakwah khususnya Instagram, sehingga tidak menjadi keburukan melainkan menjadi hal yang baik dan bermanfaat bagi keberhasilan dakwah.