PAREPARE, PIJARNEWS.COM — Sungguh bukan pilihan Nenek Deleng untuk hidup miskin. Namun dia berprinsip, soal rezeki itu tuhan yang atur. Mungkin karena itulah dia bisa bertahan hidup meski dengan kondisi amat miris.
“Rezeki selalu ada nak, biar sekadar untuk makan saja. Dulu waktu pu’ Zain (Zain Katoe, red) walikota, selalu ka dia kasih bantuan. Itu beras biasa dia antar sendiri, betah lama duduk disini cerita-cerita apa saja,” kenangnya.
Beda dengan nasibnya saat ini, karena tidak memegang KTP Parepare, nenek Deleng tidak pernah tersentuh bantuan. Jangankan bedah rumah, beras bantuan-pun sudah tidak pernah lagi mampir digubuknya sejak empat tahun terakhir.
Nenek Deleng bekerja sebagai petani. Sebidang tanah disamping rumahnya dia jadikan sawah tadah hujan. Sangat riskan sebenarnya, apalagi dimusim tidak menentu saat ini. Dipematang sawah ditanaminya dengan jagung. Jika panen tidak sesuai harapan, jagung itu jadi menyelamatnya.
Jagung itu dia keringkan diatas nampan, dibawah terik matahari. Jika beras habis, jagung itu ditanak layaknya nasi. Itulah yang sehari-hari dimakan oleh nenek Deleng. “Ini ji dimakan nak, kalau ada beras kita syukur, kalau tidak ada kita makan jagung lagi,” tandasnya. (mul/ris)