PAREPARE, PIJARNEWS.COM — Kegagalan Parepare meraih adipura tahun ini, disebut oleh Kabag Humas Parepare Amarun Agung Hamka karena akan melintasnya truk PLTB Sidrap. Hal itu membuat tim penilai memberi catatan tidak baik pada estetika kota disejumlah titik utama penilaian.
Menanggapi hal tersebut, warga Sidrap yang kotanya justru meraih adipura tahun ini memberi respon beragam. “Perasaan penilaian adipura itu sebelum Ramadan. Sementara pembongkaran jalur truk PLTB dimulai setelah lebaran,” kata salah satu ASN di Sidrap, Sudirman.
Warga lainnya, Hamzah menguraikan bahwa tim penilai adipura tentu orang-orang profesional. Sehingga titik utama penilaian yang sedang direhab tentu diberi perspektif khusus. “Yang saya tau, kalau kotornya kota disebabkan karena ada asas manfaatnya, maka tim penilai tentu maklum. Misalnya renovasi, dan perbaikan semacamnya,” urainya.
Dia mencontohkan, saat tim penilai adipura datang ke Sidrap, jalur trans Sulawesi yang juga menjadi titik utama penilaian sedang ditimbun. Tim penilai mengabaikan kondisi estetika yang terganggu akibat penimbunan itu. Hasilnya, Sidrap tetap meraih adipura.
Selain itu, warganet yang membaca penjelasan dari Kabag Humas Parepare juga memberikan pelbagai komentar. “Apa hubungannya?”, “Penjelasannya tidak masuk akal”, “padahal sudah beli mobil mahal penyapu jalan”, demikian sejumlah tanggapan yang muncul.
Sebelumnya, Hamka berkilah bahwa kegagalan Parepare raih adipura karena beberapa mega proyek yang sedang dikerjakan. Salah satu yang berimbas paling besar adalah melintasnya truk PLTB, yang membuat estetika kota menjadi semrawut. Namun demikian, kata dia, Pemkot Parepare tetap optimis tahun 2018 adipura akan kembali diraih. (ris)