PAREPARE, PIJARNEWS.COM–Online yang kian menjamur saat ini, diduga memicu sepinya pasar tradisional, tak terkecuali para pedagang pasar di Lakessi, Kota Parepare, yang mengaku beberapa bulan terakhir minim pembeli, lantaran sepi.
Kondisi tersebut telah menjadi perhatian pemerintah kota Parepare melalui Dinas Perdagangan. Hal itu diungkapkan Kepala Dinas Perdagangan Kota Parepare, Prasetyo Catur, saat dikonfirmasi tim Pijarnews.com, Jumat (13/10/2024).
Dengan kondisi itu, Prasetyo mendorong para pedagang pasar untuk menyajikan sesuatu yang menarik dan berinovasi agar masyarakat tertarik datang ke pasar untuk berbelanja.
“Jadi, solusinya kita ajar mereka untuk edukasi marketing, nanti digital marketing yang menjawab semua itu supaya mereka paham, karena rata-rata yang menjual di pasar adalah orang tua. Sedangkan yang menjual online itu yang agresif, masih muda dan menarik,” katanya.
Online shop dapat diakses di Seluruh Indonesia, sehingga diakuinya terjadi persaingan berat jika tidak melakukan inovasi,
“Itulah yang menjadi PR untuk kami semua karena walaupun saya berbicara juga masyarakat masih enggan untuk ke pasar,” katanya.
“Kita ajari mereka (pedagang) marketing, tapi masih kalah dengan mereka yang menarik,” tambahnya.
Dijelaskannya, Dinas perdagangan mempunyai tugas dan fungsi untuk memanfaatkan pasar, menghidupkan pasar dan membangkitkan perekonomian bagi pedangang di pasar agar perekonomian masyarakat meningkat.
“Tetapi disatu sisi ada kebijakan nasional yang tidak bisa kita hindari. Inilah yang menjadi bumerang, momok bagi kita bagaimana caranya para pedagang bisa berdaya saing dan berdaya guna disandingkan dengan belanja online,” ujarnya.
Sebelumnya, diberitakan bahwa pedagang pasar Lakessi mengeluh karena sepinya pengunjung dan kurangnya pembeli. Yuli salah satunya, yang mengaku sejak Covid pasar mulai sepi ditambah lagi munculnya online shop.
“Kadang tidak ada pembeli, tidak ada pemasukan sama sekali di dapat,” katanya.
Penulis: Nurfahildha (Mahasiswa PPL IAIN PAREPARE)