MAMUJU, PIJARNEWS.COM— Persiapan menuju puncak peringatan HUT RI ke-79 terus berlangsung. Di Sulawesi Barat, Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibaraka) Provinsi Sulbar menjalani Pendidikan dan Latihan (Diklat ).
Disamping materi teknis terkait kesiapan penyelenggaraan upacara, para anggota Paskibraka juga mendapatkan materi kelas tentang penguatan ideologi Pancasila dan Wawasan Kebangsaan.
Anggota Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) Tingkat provinsi Sulbar itu juga mengikuti sesi pembelajaran aktif.
Materi itu antara lain, penguatan Ideologi Pancasila, Pembekalan Nilai-nilai Kebangsaan yang bersumber dari 4 konsensus dasar bangsa yakni : Pancasila; UUD NRI 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika.
” Pemateri dihadirkan dari berbagai latar belakang, salah satunya dari akademisi Unsulbar, diharapkan semakin memperkuat Paskibraka sebagai kader pemimpin Indonesia masa depan,” kata Panitia Diklat dari Pemprov Sulbar, Lorent Tombi.
Salah seorang dosen yang dihadirkan sebagai pemateri itu adalah Farhanuddin, M.Si yang merupakan dosen FISIP Hukum Universitas Sulawesi Barat.
Gen-Z
Dalam materinya, Farhan memaparkan tentang penguatan nilai pancasila dan karakter dengan metode pendekatan Generasi Z, generasi yang memiliki kecenderungan untuk berkomunikasi secara digital.
Ia menjelaskan, Paskibraka yang bertugas di tahun 2024 ini merupakan bagian dari generasi Z, lahir tahun 1997 – 2012.
Sensus penduduk 2020 BPS, penduduk yang dikategorikan generasi Z saat ini merupakan komposisi terbesar penduduk Indonesia mencapai 28 persen dari total 270 juta jiwa.
“Para anggota Paskibraka yang termasuk generasi Z ini dibentuk oleh teknologi yang pesat, media sosial, dan dunia yang berubah dengan cepat, sehingga materi penguatan jiwa nasionalisme dapat lebih menarik dengan lewat foto, video atau musik,” kata Farhan kepada Pijarnews.com, Senin (12/08/2024).
Studi Kasus Inggris
Farhan saat memberikan materi ke Paskibraka Provinsi, di Mamuju, 10/8/2024 menjelaskan tentang peluang dan tantangan generasi muda Indonesia di era digital.
Sejumlah tantangan yang dihadapi generasi muda Indonesia itu antara lain, adaptasi terhadap teknologi yang semakin canggih, dimana saat ini tidak ada batasan ruang dan waktu dalam mendapatkan informasi.
” Informasi makin cepat diperoleh, melalui media sosial atau group percakapan di handphone, potensi penyebaran informasi hoax juga besar yang tentunya dapat melemahkan nilai Pancasila,” katanya.
Farhan dalam materinya mendiskusikan dengan paskibraka kejadian terbaru di Inggris, dimana terjadi kerusuhan besar di berbagai kota di negeri itu yang dipicu oleh penyebaran hoax.
Menurut Farhan, kerusuhan di Inggris itu berawal dari insiden penikaman dengan tiga orang anak meninggal di Southport, di Inggris barat laut, pada 29 Juli lalu.
Dalam perkembangannya, beredar di dunia maya, informasi yang menyatakan pelaku adalah “imigran muslim”.
Kerusuhan kemudian meletus, imigran dan rumah ibadah diserang. Belakangan terungkap pelakunya bukanlah “imigran muslim”, informasi yang terlanjur beredar ternyata adalah kabar bohong.
” Inilah contoh nyata terbaru bahaya kabar bohong., hoax, paskibraka 2024 yang merupakan gen-z andalan, penting untuk ikut melakukan gerakan literasi, saring sebelum share,” ungkap Farhan.
Keterangan yang dihimpun, anggota Paskibraka Provinsi Sulawesi Barat yang tengah menjalani Diklat di Mamuju itu berjumlah 63 orang. Mereka berasal dari 6 kabupaten se Sulawesi Barat.
” Pembahasan materi berlangsung menarik, peserta aktif dan antusias berdiskusi dengan pemateri,” kata Lorent yang saat itu bertindak sebagai moderator. (*)