ENREKANG, PIJARNEWS.COM — Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Enrekang Kembali menyasar Amil Zakat Unit Pengumpul Zakat (UPZ) untuk melakukan pelatihan Sumber Daya Manusia (SDM), Kegiatan tersebut dilaksanakan di Aula Kantor KUA Kecamatan Baroko, Kamis (17/9/2020).
Kegiatan tersebut dihadiri langsung Pimpinan Baznas Enrekang diantaranya, Ketua dan tiga wakil ketua, Kepala KUA Kec. Baroko dan para peserta Amil UPZ se-Kecamatan Baroko.
Pimpinan Baznas Enrekang Bidang Pengumpulan Zakat. Baharuddin dihadapan para Amil UPZ memberikan materi strategi pengumpulan zakat.
Dia menjelaskan, untuk Kec. Baroko, data penerimaan Zakat Mal tahun ini hanya 32. 727.000, zakat fitrah 285.580.000 dan infaq 49.065.000. Jika di bandingkan dengan pelaksanaan pemotongan hewan Qurban, maka sungguh jauh berbeda selisihnya.
“Data hewan qurban 115 ekor dan jika di nilai dengan uang mencapai 1 milyar. Kemudian juga Kategori Muzakki di Kecamatan Baroko lebih banyak menyerahkan langsung ke Mustahik fakir miskin dan ke mesjid masjid,” ungkap Baharuddin.
Padahal lanjutnya, tidak benar dan tidak memenuhi unsur zakat wajib karena itu memang tertentu waktu dan jumlahnya. Kemudian dari sisi manajemen, harus ada peran Amil Zakat dalam pelaksanaan syariat zakat.
“Paling tidak tiga komponen utama yang harus ada Muzakki, ada Amil zakat dan ada Mustahik penerima manfaat,” tambahnya.
Muzakki adalah orang yang dikenai kewajiban membayar zakat atas kepemilikan harta yang telah mencapai nishab dan haul, dan Amil Zakat sebagai mediator pelaksana layanan Muzakki dan Mustahik.
Lebih jauh, Kepala Investasi dan ingkubasi Bisnis UM Enrekang ini menjelaskan, pengumpulan zakat pasti bisa maksimal di Kabupaten Enrekang dan khususnya di Kecamatan Baroko jika memenuhi beberapa Indikator Kinerja Kunci (IKK) diantaranya adalah :
1. Kuat dan Sehat lembaga UPZ, aktif rapatnya, branding dan simbol lembaga harus nampak di masyarakat, pengurus UPZ solid dan kompak secara organisasi.
2. Kuat Literasi zakat bagi pengurus amil zakat, ilmu dan wawasan zakat dan berlembaga itu mutlak bagi Amil Zakat Baznas Enrekang.
3. Kuat sosialisasi, tidak ada zakat bisa terkumpul kalau tidak ada sosialisasi maksimal. Insrumen sosialisasi dan edukasi juga harus terencana dan terukur tepat sasaran. Karena itu, dibutuhkan data segmentasi Muzakki, kelompok petani, pedagang, pemilik modal, usaha industri dll.
4. Kuat kerjasama eksternal terutama pemerintah, tokoh masyarakat dan tokoh agama. Tanpa kerjasama baik mustahil pengumpulan dan pendistribusian. (*)
Reporter : Armin