PAREPARE, PIJARNEWS.COM– Pemerintah Kota Parepare melalui Dinas BKKBN berhasil meraih dua penghargaan prestisius atas dedikasinya dalam menjalankan program Keluarga Berencana (KB).
Penghargaan ini diberikan sebagai pengakuan terhadap usulan praktik terbaik dalam mengatasi kasus stunting, yang disebut PASTI. Penghargaan tersebut diserahkan dalam acara Rapat Kerja Daerah (Rakerda) Program Pembangunan Keluarga Kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana).
Acara ini dilaksanakan dengan tema ‘Optimalisasi Bonus Demografi dan Peningkatan SDM Menuju Indonesia Emas 2045’ di Swiss-Belinn Panakkukang Makassar pada Rabu, (27/03/2024) lalu.
Kepala Dinas BKKBN. Amarun Agung Hamka, mengucapkan terima kasih kepada perwakilan BKKBN Pemprov Sulawesi atas penghargaan tersebut. Dia juga menyatakan komitmen pemerintah kota untuk terus meningkatkan kinerja dalam melaksanakan program-program prioritas BKKBN, termasuk program nasional untuk menurunkan angka stunting.
Menurut Hamka, penghargaan ini menjadi motivasi bagi mereka untuk lebih giat lagi dalam menjalankan program BKKBN di masa yang akan datang.
Selama acara tersebut, Kepala Perwakilan BKKBN Sulsel, Shodiqin, menguraikan bahwa prevalensi stunting di Indonesia cenderung fluktuatif setiap tahun, dengan peningkatan yang signifikan antara tahun 2007 dan 2013.
Data terbaru menunjukkan bahwa prevalensi stunting di Indonesia mencapai 21,6 persen, dengan perbedaan yang signifikan antar provinsi.
Meskipun demikian, penurunan angka stunting menuju target 14 persen pada tahun 2024 masih menjadi tantangan yang besar.
Di Sulawesi Selatan, prevalensi stunting berdasarkan data tahun 2019 mencapai 30,59 persen, namun mengalami penurunan menjadi 27,4 persen pada tahun 2021. Meskipun demikian, angka tersebut masih di atas rata-rata nasional.
Shodiqin juga menyoroti jumlah keluarga berisiko stunting di Sulsel yang cukup tinggi, mencapai 316.941 atau sekitar 26,9 persen dari sasaran. Kabupaten Selayar menjadi daerah dengan tingkat stunting tertinggi, sementara Kabupaten Bone memiliki tingkat stunting terendah.
Dia menegaskan bahwa kondisi stunting di Indonesia, termasuk di Sulawesi Selatan, merupakan ancaman serius yang membutuhkan perhatian bersama.
Stunting dapat menghambat potensi transisi demografis Indonesia, di mana rasio penduduk usia tidak bekerja terhadap penduduk usia kerja menurun. (herald)