MAKASSAR, PIJARNEWS.COM–Save The Children Indonesia bersama AJI Jakarta melakukan Peluncuran Kampanye Aksi Generasi Iklim pada 16.00 WIB, Jum’at (22/4/2022). Kegiatan tersebut diselenggarakan di Jakarta dan juga secara virtual melalui Zoom Meeting.
Save The Children hadir sejak 2020. Kampanye Aksi Generasi Iklim sendiri diinisiasi oleh anak-anak dari berbagai negara. Sebab anak-anak menanggung beban berat di masa depan, dan masih banyak anak-anak Indonesia yang tidak memiliki pengetahuan tentang dampak perubahan iklim sehingga tidak ada antisipasi sejak dini. Karena itu Save The Children dalam Kampanye Aksi Gerakan Iklim hadir untuk mewadahi anak-anak dalam mengedukasi dan mengantisipasi perubahan iklim.
Salah satu anak yang mewakili child campaigner asal Jawa Barat, Ranti, mengungkapkan, awalnya sangat sulit untuk mempelajari isu perubahan iklim karena terkesan berat, namun melalui belajar bersama Aksi Generasi Iklim, wawasannya mulai terbuka dan menganggap isu perubahan iklim tersebut sangat penting bagi anak-anak.
Dalam peluncuran kampanye itu juga hadir model dan pemeran Indonesia Atiqah Hasiholan, dalam perannya sebagai ibu, istri aktor Rio Dewanto itu mengatakan mengenalkan pengetahuan tentang bumi melalui buku dongeng, selain itu aksi kecil juga bisa berdampak baik dan dapat menjaga kelestarian alam, salah satunya melalui membuang sampah pada tempatnya.
“Aksi peduli krisis perubahan iklim dapat dimulai dari individu, diri kita sendiri, lalu ke orang di sekitar kita khususnya pada anak,” pesan pemain film yang berjudul Latahzan tersebut.
“Dalam mendorong anak-anak memiliki pengetahuan terkait iklim, kita harus pintar dalam menyederhakan kata ilmiah di dalamnya,” kata Direktur Adaptasi Perubahan Iklim Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Sri Tantri Arundhati yang hadir berbicara dalam peluncuran kampanye tersebut.
Sasmito Madrim, Ketua Umum Aliansi Jurnalis Indonesia juga turut memberikan ungkapan dalam acara peluncuran itu, menurutnya 18% masyarakat Indonesia masih tidak percaya jika krisis terjadi karena ulah manusia sendiri. Karena itu lanjut Sasmito sebagai jurnalis perlu untuk mendalami pendekatan jurnalisme data untuk meyakinkan dan memberi pemahaman terhadap krisis perubahan iklim.
“Krisis iklim terjadi perlahan lahan, tidak bisa langsung dirasakan dalam sekejap. Perlahan terasa dan dampaknya berjangka panjang,” lanjutnya.
Peluncuran kampanye tersebut sukses digelar dan berharap dapat menaungi lebih banyak lagi anak-anak di seluruh provinsi di Indonesia agar mereka sadar akan krisis perubahan iklim yang akan berdampak bagi mereka sendiri.
Penulis: Siti Nurkholisa