PINRANG, PIJARNEWS.COM — Program Studi Jurnalistik Islam (Prodi JI) IAIN Parepare menggelar Pengabdian kepada masyarakat di Desa Salimbongan, Kecamatan Lembang, Kabupaten Pinrang, pada Selasa (13/6/2023).
Pengabdian Prodi JI, kali ini mengambil isu sosial yang sering terjadi di dalam kehidupan sehari-hari yakni, “Rekonstruksi Perspektif Gender Dalam Media.”
“Ada hal yang harus diluruskan makanya perlu sosialisasi, Istilah gender adalah peran perempuan dan laki-laki. Bagaimana agar ada pembedaan perempuan dan laki-laki,” jelas Ketua Prodi Nahrul Hayat saat membawakan materi dihadapan ibu-ibu PKK Desa Salimbongan.
Sederhananya, kata Nahrul, banyak orang sering mengatakan laki-laki keluar rumah sedangkan perempuan tinggal di rumah. Bahkan perempuan disebut dapur, sumur, kasur.
“Itulah yang dibahas soal perspektif gender,” pungkasnya.
Hal itu dianggap timpang, sebab menurutnya media tv kurang seimbang dalam menggambarkan hal tersebut.
Dari lembaran Kuisioner yang telah diberikan kepada para peserta terkait isu yang dibahas. Nahrul Hayat menilai jawaban kuisioner ibu-ibu PKK 50% setuju bahwa pemeran pembantu di tv diperankan oleh perempuan.
“Tadi ada kuisioner yang telah diisi, saya melihat lebih dari 50% sepakat bahwa peran pembantu diperankan oleh perempuan. Hanya dua orang yang netral selebihnya setuju,” rincinya.
Dia menyoroti ibu-ibu PKK Desa Salimbongan menganggap sosok pembantu di sinetron, hanya diperankan oleh kaum perempuan. Namun hal tersebut adalah kesalahan perspektif.
“Itu sebenarnya sudah kesalahan perspektif. Cara kita memandang, cara kita memahami perempuan dan laki-laki,” jelasnya.
Nahrul Hayat mengungkapkan ketimpangan perspektif gender dipengaruhi oleh sebuah media dan budaya. Hal itu katanya perlu diperbaiki agar tidak selalu menganggap posisi perempuan terus berada dibawah.
“Itu yang perlu diperbaiki. Jadi faktor pertama adalah media, sebenarnya sudah lama begitu memposisikan perempuan selalu dibawah,” terangnya.
“Faktor kedua adalah budaya kita, budaya kita Bugis dan pattinjo itu selalu menganggap bahwa laki-laki itu diatas dibandingkan perempuan,” sambungnya.
Sebagai contoh, katanya partai PDIP dipimpin oleh seorang perempuan yang diketahui paling berkuasa.
“Partai PDIP yang dipimpin oleh seorang perempuan kan pemenang pemilu kemarin dan ketuanya adalah perempuan,” tuturnya.
Sehingga, diakhir penjelasan menyampaikan posisi perempuan dan laki-laki dapat setara. Selain itu, dia menyampaikan pesan kepada ibu-ibu PKK Desa Salimbongan agar perempuan berharga di mata masyarakat.
“Perempuan itu tidak boleh di posisikan di bawah harus bisa setara dengan laki-laki. Dan perlu mungkin disampaikan ke anak-anak dan saudara ta yang perempuan untuk bisa lebih menghargai posisi perempuan di mata masyarakat,” terangnya.
Terpisah, mewakili Kepala Desa Salimbongan, Sekretaris Desa Aburahim mengapresiasi kegiatan yang dilakukan prodi JI.
“Alhamdulillah isi materinya sangat bagus, mereka memberikan edukasi kepada ibu-ibu, bagaimana seorang perempuan tidak semestinya di bawah,” ujarnya.
Abu menilai ibu-ibu Desa sangat merespon baik dengan adanya edukasi seperti itu, sebab menurutnya permasalahan tersebut kerap terjadi dilingkungan sekitar.
“Alhamdulillah para ibu-ibu sangat merespon baik dan mendapatkan pengetahuan baru tentang hal itu, karena apa yang telah di sampaikan oleh pemateri, itulah yang terjadi selama ini. Karena pemahaman ibu-ibu mereka selalu yang di bawah begitu,” paparnya sangat bersyukur.
Dia berharap ibu-ibu desa dapat mengaplikasikan materi yang telah disampaikan kepada anak-anaknya, khususnya anak perempuan mereka.
“Semoga ibu-ibu yang mengikuti materi tadi bisa memberikan pemahaman kepada anak-anaknya kedepan, khususnya anak-anak perempuannya,” harapnya.(*)
Reporter: Faizal Lupphy