ENREKANG, PIJARNEWS.COM — Kalangan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) mulai mengendus dugaan proyek bermasalah di wilayah pedesaan Kabupaten Enrekang.
Salah satu yang diduga bermasalah yakni proyek irigasi Tahun Anggaran (TA) 2019 dengan nilai mencapai Rp1,1 miliar. Lokasinya di Dusun Garutu, Desa Buttu Batu, Kecamatan Enrekang.
Sebagian dinding proyek irigasi yang didambakan petani Dusun Garutu dan dusun sekitarnya di desa tersebut roboh. Akibatnya, sawah pertanian tak mendapat aliran air yang memadai sehingga merugikan petani.
“Proyek irigasi ini dibangun tahun 2019 lalu, dan beberapa bulan kemudian mulai muncul retak dan temboknya roboh” ungkap Udin, warga Dusun Garutu, Selasa (18/8/2020).
Menurut Udin, rusaknya drainase yang dibangun untuk kelancaran pengairan pertanian tidak bisa lagi difungsikan.
“Bangunannya saat ini terbengkalai, padahal hancurnya bangunan saluran irigasi itu bukan karena hujan, longsor ataupun banjir ya hampir separuh dari panjang proyek itu sudah roboh,” ujar Udin saat mengantar wartawan ke lokasi proyek diduga bermasalah ini.
Sementara pihak teknis PU Enrekang melalui PPK proyeknya tak bisa ditemui karena telah promosi menjabat camat daerah lain tapi masih dalam wilayah Kabupaten Enrekang.
Kemudian Kabid PSDA Dinas PU Enrekang yang baru menjabat Lukman, tak membantah permasalahan yang ada saat ini yakni hancurnya proyek irigasi di Desa Buttu Batu dan telah menjadi temuan Inspektorat Enrekang.
“Proyek itu sedang dalam proses dan dijanji untuk perbaiki oleh kontraktornya. Utamanya pada titik yang rusak. Itu setelah jadi temuan Inspektorat Enrekang,” ujar Lukman.
Dari hasil pengamatan PIJARNEWS, rusaknya fisik bangunan dari proyek irigasi tersebut hingga saat ini belum diperbaiki, sebagaimana informasi Kabid PSDA Dinas PU Enrekang.
Direktur CV Berkah Amanah, Fahrul saat dihubungi melalui selulernya mengatakan, dirinya baru tahu bahwa proyek tersebut mengalami kerusakan setelah beberapa hari terakhir.
“Ini baru berapa hari kami dapat kabar juga dari Dinas PU Enrekang bahwa proyek tersebut mengalami kerusakan,” ungkap Fahrul.
Ia berjanji akan membenahi dan memperbaiki kembali proyek tersebut dalam waktu dekat.
“Betul Pak, Inshaa Allah saya benahi dalam waktu dekat. Inshaa Allah bulan ini juga Pak. Saya sudah tunggu tenaga dari Jeneponto, tukangnya dulu yang kerja pak,” tambahnya.
Disinggung terkait mutu proyek diduga tidak sesuai bestek, Fahrul membantah perihal tersebut.
“Pasti sesuai RAB pak, kalau tidak sesuai mungkin tidak sampai 20-an meter yang rubuh akibat banjir pak, bisa jadi lebih banyak yang rubuh.” jelasnya. (*)
Reporter : Armin
Editor : Alfiansyah Anwar