MAKASSAR, PIJARNEWS.COM — Pembelajaran Tatap Muka (PTM) telah dimulai. Namun, siswa-siswi SMAN 1 Makassar harus pasrah mengikuti pembelajaran yang terpusat di aula sekolah. Penyebabnya, pembangunan sekolah yang molor hampir dua tahun lamanya. Progresnya baru sekitar 40 persen.
Saat ini aula dibagi menjadi enam kelas darurat. Sumpek memang, kipas angin yang dibawa sendiri oleh siswa seolah tak mampu mengatasi ruang belajar beserta laboratorium itu. Apa mau dikata, bangunan sekolah telah dibongkar pada Maret 2020 lalu. Sementara, hingga 2 November 2021, baru terpasang tiang pancang. Pembangunan ditarget rampung akhir tahun ini.
Molornya pembangunan disinyalir terkait dengan dugaan gratifikasi. Sebab, ada beberapa kejanggalan mencuat mengiringi proses pembangunan Ruang Kelas Belajar (RKB) SMAN 1 Makassar. Akibatnya, pembangunan mangkrak dan pelajar SMAN I Makassar terancam terlantar.
Kejanggalan tersebut di antaranya, tender yang nilai penawaran berbeda jauh dengan Harga Perkiraan Sementara (HPS). Pemenang PT Sagita Utama Lestari menawarkan Rp13.300.000.000, sedang HPS hanya Rp12.572.261.279. Selisih Rp723.738.721. Kejanggalan lainnya adalah perusahaan milik Andi Ridwan Djabir Patiwiri yang juga Anggota Kadin Sulsel ini mendadak hilang dari situs website Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Sulawesi Selatan (Sulsel).
Dalam website LPSE tersebut, tercantum alasan pembatalan yakni setelah dilakukan evaluasi ulang terhadap dokumen penawaran yang telah masuk sebagai tindak lanjut tender gagal, tidak ada peserta yang lulus evaluasi dan perlunya dilakukan komunikasi dengan Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran/Pejabat Pembuat Komitmen (PA/KPA/PPK) sehubungan dengan waktu pelaksanaan pekerjaan.
Namun alasan tersebut bertolak belakang dengan pengakuan PT Sagita Utama Lestari yang dikonfirmasi. Direktur PT Sagita Utama Lestari, Gaffar, menyatakan pembatalan tersebut sama sekali tanpa pemberitahuan. Padahal, ia telah menyiapkan beberapa dokumen pelengkap untuk penandatanganan kontrak yang sisa sepekan lagi dilakukan. “Saya kaget dan jujur kami kecewa. Apalagi sampai saat ini tidak ada alasan yang jelas perihal pembatalan tersebut,” keluh Direktur di perusahaan yang beralamat di Jln Mapala Raya Blok A4/12, Makassar itu.
Gaffar juga mengaku beberapa kali mencoba mengonfirmasi alasan pembatalan, tetapi baik pihak Pokja II Biro Pengadaan Barang dan Jasa LPSE Sulsel maupun Dinas Pendidikan sama sekali tak memberikan jawaban. “Hingga detik ini (dua pekan lalu red) mereka tidak menjawab. Saya surati juga tidak ada jawaban,” katanya, Jumat, (15/10/2021).
PT Sagita Utama Lestari adalah perusahaan yang bergerak di bidang konstruksi gedung perkantoran, penginapan, pendidikan, tempat hiburan, olahraga, dan lain sebagainya. Pemegang saham perusahaan ini adalah Andi Ridwan Djabir sebagai Komisaris Utama dan Direktur Gaffar.
PT Sagita Utama Lestari merupakan jenis perseroan PMDN Non Fasilitas. Perusahaan ini juga bergerak dalam jasa jaringan irigasi, komunikai, penampungan air minum, air limbah, dan irigasi.
Kejanggalan ini juga disadari betul oleh mantan DPRD Sulsel, Kadir Halid. Saat ia menjabat Ketua Komisi E di tahun 2019, sejumlah guru SMAN 1 Makassar mengadukan kondisi sekolah ke DPRD Sulsel. Mereka membawa proposal anggaran gedung sekolah yang sudah hampir roboh. Di komisi dibicarakan untuk dianggarkan. Menurutnya, hal ini harus cepat dilakukan karena membahayakan siswa. Tahun 2020 dianggarkan untuk APBD 2020 dengan anggaran Rp13 M.
“Seharusnya langsung dikerjakan karena sudah memiliki perencanaan dan desain untuk memenuhi target penyelesaian di tahun 2021,” tandasnya.
Namun, Kadir Halid juga tidak mengerti mengapa pembangunan terkendala sementara telah ditenderkan di tahun itu. Dia berharap Ketua DPRD Sulsel, Andi Ina Kartika Sari seharusnya sejak awal mengawal pembangunan tersebut karena kebutuhan RKB SMAN 1 Makassar sangat mendesak.
“Mengapa Disdik Sulsel tidak langsung membangun saat itu padahal sekolah sudah terlanjur dibongkar. Saya kira perlu diinvestigasi ini,” katanya.
Zubair, orang tua siswa mengeluh perihal mangkraknya renovasi sekolah tersebut. Sudah setahun lebih anaknya tidak menggunakan ruang kelas belajar. “Sebagai orang tua siswa, saya kecewa berat. Sudah terlanjur dibongkar tetapi kok tidak langsung dibangun. Ini bukti kalau Pemprov Sulsel tidak serius mengurusi sekolah nomor satu di Makassar ini,” tukasnya yang menuding renovasi sekolah tidak digarap serius.
Sementara itu, bagian LPSE dan Dinas Pendidikan Sulsel cenderung tertutup mengenai alasan pembatalan. Sumber yang pernah menjabat sebagai staf di Biro Pengadaan dan Jasa LPSE Sulsel ini mengatakan pembatalan tersebut dari pihak penyelenggara, dalam hal ini Disdik Sulsel. “Penyelenggara dalam hal ini PPK kan punya akun untuk menghapus itu langsung di situs,” kata sumber yang tak ingin namanya disebut.
Mantan Kepala Biro Pengadaan Barang dan Jasa Pemprov Sulsel, Sari Pudjiastuti yang dikonfirmasi Pijarnews.com mengenai pembatalan kontrak PT. Sagita Utama Lestari juga enggan membeberkan lebih jauh. “Waduh, saya sudah tidak di sana lagi. Tidak enak saya kasih keterangan. Langsung saja tanyakan ke sana (LPSE Sulsel, red),” ucapnya terburu-buru sambil langsung menutup telepon, Kamis (11/11/2021).
Sekadar info, ketika pembatalan itu terjadi pada Agustus 2020, Sari Pudjiastuti masih menjabat sebagai Kepala Biro. Kini, Sari dinonatifkan lantaran diduga melakukan pelanggaran kode etik terkait kedisiplinan kepegawaian. Sari sebagai saksi atas kasus dugaan suap dan gratifikasi pengadaan barang dan jasa, perizinan dan pembangunan infrastruktur di lingkungan Pemerintah Provinsi Sulsel Tahun Anggaran 2020-2021 yang menjerat Gubernur Sulsel non aktif, Nurdin Abdullah.
Ketua DPRD Sulsel, Andi Ina Kartika Sari, yang juga gencar mendorong pembangunan renovasi SMAN 1 Makassar juga tidak mengetahui pasti mengapa pembangunan sekolahnya itu mangkrak sehingga mengakibatkan tender ulang. “Saya tidak tahu. Itu masalah teknis ya. Itu urusannya barjas (Biro Pengadaan Barang dan Jasa Sulsel, red). Saya tidak masuk ke wilayah itu,” jelasnya dikonfirmasi Jumat (12/11/2021).
Beda lagi dengan jawaban yang diberikan Dinas Pendidikan Sulsel. Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) Disdik Sulsel, Andi Fachruddin menyebut bahwa pembatalan PT. Sagita Utama Lestari dilakukan karena ada penyanggah. Namun ia sendiri tidak yakin benar akan hal itu. “Saya dengar ada sanggahan dari perusahaan lain makanya dibatalkan,” katanya sembari menyebut bahawa pembatalan sebenarnya tidak berefek banyak karena belum ada pengerjaan dan pencairan anggaran sama sekali. “Kan belum penandatanganan kontrak juga,” singkatnya.
Andi Chandra, mantan Kepala SMAN 1 Makassar juga tak tahu pasti. Ihwal apa yang menyebabkan keterlambatan pembangunan. Yang dia tahu, Disdik Sulsel telah menggelar tawaran tender pasca kunjungan gubernur Sulsel pada 1 Mei 2019. “Saya tidak tahu lagi kelanjutannya. Cuma yang saya dengar, pembangunan sekolah ini tetap dianggarkan Rp13 M dari APBD 2021. Tetapi kabarnya, hanya Rp10 M yang akan dikucurkan. Itu pun yang dibangun hanya 20 kelas. Padahal sekolah ini membutuhkan 44 kelas karena siswanya lebih seribu orang,” jelas Chandra.
Pembangunan Lelet, Gedung Telanjur Dibongkar
Telah 40 tahun usia bangunan SMAN 1 Makassar. Sekolah yang berdiri di bilangan Jalan Bawakaraeng Makassar tersebut sudah mencetak ribuan alumni yang sukses di dalam maupun di luar negeri. Namun seiring berjalannya waktu, bangunan tersebut lapuk dimakan usia. Bahkan boleh dibilang nyaris 80 persen bangunnya telah rusak. Di tahun 2019 tersebut, lantai III bangunan bahkan tak lagi digunakan. Atapnya bocor, besi penyanggah mulai terlihat. Plafon tak lagi utuh menutup, lantai retak, dan dinding tembok terlihat rapuh.
Maka, saat Gubernur Sulsel non aktif Nurdin Abdullah bertandang pada 1 Mei 2019 tepat di Hari Pendidikan Nasional, ia langsung mengusulkan renovasi. Rencana itu disambut baik oleh guru-guru sekolah tersebut. Mereka langsung merancang proposal permohonan renovasi yang diajukan ke Komisi E DRPD Sulsel. Kehadiran mereka diterima oleh Ketua Komisi E, Kadir Halid. “Di komisi E kami bicarakan untuk dianggarkan. Memang ini harus segera dilakukan karena membahayakan keamanan siswa,” kata Kadir Halid. Maka tahun 2020 dianggarkan masuk dalam APBD 2020 dengan nilai anggaran Rp13 miliar.
Setahun berlalu. Kepala SMAN 1 Makassar, Andi Chandra gemas setahun berlalu tak ada tanda-tanda pembangunan di sekolah favorit pelajar Kota Daeng itu. Padahal Ruang Kelas Belajar (RKB) telah terlanjur dibongkar. “Sebenarnya sekolah ini membutuhkan 44 RKB baru karena jumlahnya ribuan siswa. Tetapi yang dijanjikan saja dulu belum dibangun,” keluhnya.
Terhentinya pembangunan tersebut membuat Wakil Kepala Sekolah (Wakasek) Bidang Sarana dan Prasarana SMAN I Makassar, Muhammad Basri, ketar-ketir. Muhammad Basri bercerita, pasca dibongkarnya bangunan sekolah, proses pembelajaran tatap muka terpaksa dilakukan di aula yang disekat-sekat. Itu berlangsung hingga saat ini.
Tender Kedua Kembali Digelar
Penyelenggaraan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) Tahun Akademik 2021/2022 secara perlahan mulai diterapkan di sejumlah SMA di Makassar. Termasuk di SMAN 1 Makassar. Masa pandemi lebih setahun terakhir, menimbulkan kerinduan mendalam bagi pelajar untuk berinteraksi langsung dengan teman sekolah.
Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) Disdik Sulsel, Andi Fachruddin menuturkan, bahwa penundaan pembangunan di tahun 2020 pasca sanggahan tersebut membuat pihak Disdik memutuskan pelelangan baru di tahun 2021. Alasannya, waktu pengerjaan di tahun 2020 tersebut terlalu mepet.
Seluruh tender dirombak. Mulai dari berkas hingga pengajuan kembali dari nol. Oleh karena itu, desain dan nilai tender ikut berubah. Perubahan tersebut berdasarkan pengajuan konsep oleh pemenang tender di tahun 2021 ini, yakni CV. Sumber Rezky Abadi, yang beralamat di Jl Pengayoman No. 197 Watansoppeng, Kabupaten Soppeng, Sulsel.
Desain 20 kelas ditambah dengan laboratorium berkonsep ruang terbuka hijau dengan anggaran Rp10 miliar. “Dibangun 20 kelas dulu untuk tahun ini. Nanti pelan-pelan kita anggarkan untuk kelas selanjutnya. Anggaran Rp10 miliar itu juga sesuai dengan pengajuan dari pemenang tender,” papar Fachruddin ditemui Rabu (6/10/2021).
Sekretaris Dinas Pendidikan Sulsel, Hery Sumiharto, menjelaskan molornya proyek renovasi ini karena pihaknya melakukan review design agar bangunan baru kelak lebih ramah anak dan lebih modern. Dia juga menegaskan kalau dana renovasi yang bersumber dari APBD 2020 belum ada yang cair sebesar Rp13 M. “Untuk pembongkaran (SMAN 1 Makassar) tidak ada biaya. Yang ada, pembayaran untuk biaya konsultan perencanaan bangunan menggunakan APBD 2020. Jumlahnya saya lupa,” katanya.
Sementara itu, peletakan batu pertama kedua telah digelar Jumat (8/10/2021) yang diresmikan oleh Ketua DPRD Sulsel, Andi Ina Kartika Sari sekaligus Ketua Ikatan Alumni SMANSA. “Anggarannya sudah ada di tahun 2021 maka saya harap sekolah ini benar-benar bisa selesai di tahun 2021,” tegasnya mengingat tahun ini berakhir satu bulan lebih lagi.
Tender kedua dimenangkan oleh PT Sumber Rezky Abadi yang berkantor di Kabupaten Soppeng. Pasca peletakan batu pertama, perusahaan kontraktor ini tancap gas. Pengerjaan dilakukan tiga shift dari pagi hingga pukul 02.00 dinihari dengan target penyelesaian 85 hari. Kepala Tukang Proyek SMAN 1 Makassar dari PT Sumber Rezky Abadi, Aso, optimis pihaknya mampu menyelesaikan proyek tersebut.
“Kami yakin bisa menyelesaikan proyek sekolah ini jika cuaca bersahabat karena proyek lebih besar pun pernah kami selesaikan dengan waktu yang singkat,” tandasnya. (*)
Reporter: Dian Muhtadiah Hamna
Editor: Mulyadi Ma’ruf