ENREKANG, PIJARNEWS.COM — Pemerintah Kabupaten Enrekang terbaik kedua dalam penilaian kinerja 8 aksi konvergensi penurunan stunting tingkat Provinsi Sulawesi Selatan.
Pengumuman dan penyerahan penghargaan dilakukan di Eboni Ballroom Hotel Gammara, Makassar, Kamis (7/7/2022).
Kegiatan yang dilaksanakan secara hybrid tersebut dihadiri sejumlah kepala daerah dari 17 provinsi di Indonesia, dan dibuka secara virtual oleh Direktur Jenderal Bina Pembangunan Daerah Kementerian Dalam Negeri, Teguh Setiabudi.
Penghargaan diterima Wakil Bupati Enrekang Asman, SE yang juga Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS).
Asman menyampaikan kebanggaannya menerima penghargaan tersebut, yang ia sebut diraih berkat kerja keras lintas sektor di Enrekang.
Ia tak lupa menyampaikan terimakasih kepada semuanya, terutama kepada masyarakat yang semakin sadar mencegah stunting di lingkungan keluarga.
Ucapan terima kasih juga disampaikan Wabup, atas kerja keras Tim Pendamping Keluarga yang tersebar di 129 desa dan kelurahan. Tim ini dibawah binaan BKKBN Enrekang.
Begitu juga atas kinerja jajaran Dinkes, TP-PKK Enrekang di seluruh tingkatan, para penyuluh, nakes serta seluruh stakeholder terkait.
“Penilaian kinerja 8 aksi konvergensi penurunan stunting merupakan proses yang panjang. Pemprov terus memonitor program dan progres tim TPPS. Akhirnya pravelensi stunting di Enrekang bisa kita tekan ke 22, 22 persen,” urai Wakil Bupati.
Delapan aksi konvergensi pencegahan stunting yang dinilai, yakni analisis situasi, rencana kegiatan, rembuk stunting, regulasi, pembinaan kader, manajemen data, hingga publikasi data stunting, dan review kinerja tahunan.
Di tempat yang sama Sekda Sulsel, Abdul Hayat Gani, mengungkap perlunya dukungan dalam bentuk anggaran yang memadai, untuk menurunkan angka stunting.
Selain itu, harus ada sinkronisasi dan sinergitas data dalam mendukung upaya pengendalian dan penurunan stunting di daerah, melalui peran serta penyuluh dalam memberikan edukasi kepada masyarakat.
“Kita tingkatkan kebersamaan, sinergitas, sinkronisasi, mulai data, akurasi data. Semua sangat menentukan efektivitas dan efisiensi pekerjaan pemberian layanan di masyarakat kita,” sambung Abdul Hayat.
Terkait dengan kondisi stunting di Sulsel, Abdul Hayat mengaku prevelensi stunting cenderung menurun.
“Sekarang sudah 27,6 persen. Sedikit lagi kita sudah sama dengan nasional. Nasional 24,6 persen, kita ingin 14 persen,” tegasnya.
Sementara itu, Teguh Setiabudi saat membuka kegiatan tersebut secara virtual, menyampaikan, persoalan stunting menjadi perhatian bersama antara pemerintah pusat dan daerah.
Apalagi, berdasarkan arahan Presiden Jokowi, prevelensi harus diturunkan paling sedikit tiga persen melalui intervensi spesifik maupun intervensi sensitif.
Ia pun mengajak kepada semua daerah dan kementerian lembaga yang ada di pusat untuk bersama-sama mendukung dan memberikan intervensi yang dilakukan dengan tepat sasaran, dan dengan dukungan data sasaran yang lebih baik. (adv)
Reporter : Armin