PAREPARE, PIJARNEWS.COM — Aspirasi pedagang Pasar Lakessi yang mengeluhkan turunnya penghasilan akibat sepinya pasar, belum mendapat respon dari pemerintah. Padahal, pedagang dan pengamat ekonomi telah memberi sumbang saran agar pasar kembali ramai, utamanya pada bagian dalam.
Wakil Dekan II Fakultas Ekonomi dan Bisnis Umpar, Yadi Arodhiskara membeberkan analisanuya mengenai penyebab sepinya Pasar Lakessi.
“Dalam strategi pemasar itu, ada yang namanya kepuasan pelanggan. Kepuasan ini yang membuat pelanggan loyal, atau setia berbelanja ditempat itu,” urainya.
Dalam kasus Pasar Lakessi, hampir tidak ada yang membuat pelanggan tertarik datang kembali. Diantara penyebabnya adalah fasilitas dan kondisi pasar yang membuat pelanggan tidak nyaman.
“Kita lihat, misalnya atap yang bocor, panas, WC yang kurang layak. Belum lagi soal tangganya tidak sensitif gender atau tidak layak untuk perempuan,” jelasnya. Padahal, para pedagang membayar retribusi yang tidak sedikit.
Sepinya pasar tradisional seperti Lakessi, juga diakui Yadi diperparah oleh kecenderungan warga berfikiran praktis. “Sekarang bukan cuma penjual sayur dan ikan yang masuk ke kompleks-kompleks. Tetapi juga sampai pecah belah, cemilan, bahkan perabotan rumah tangga,” ujarnya.
Sebelumnya, hal senada diungkap ekonom Umpar Abdul Aziz. Dia mengurai penyebab sepinya pasar, diantaranya daya beli masyarakat yang melemah, toko ritel (semisal alfamart,red) yang semakin menjamur, harga tak stabil, pajak tinggi, hingga kelangkaan barang. (mul/ris)