SOLO, PIJARNEWS.COM — Ketua Dewan Pembina Partai Berkarya Tommy Soeharto mengkritik soal utang negara yang masih ada dalam pemerintahan Jokowi-JK yang mencapai US$350 miliar atau hampir Rp4.700 triliun.
Hal itu disampaikan Tommy saat memberikan sambutan di Rapimnas III Partai Berkarya di Solo, Jawa Tengah, Sabtu (10/3). Dia menyampaikan sejumlah hal di antaranya soal utang yang mencapai Rp4.700 triliun.
“Kita tidak tahu kapan negara kita menjadi negara maju, negara industri. Mudah-mudahan melalui Partai Berkarya bisa berbuat terbaik,” kata Tommy dikutip dari CNN.
Dia juga menuturkan jika pemerintah ditanya kapan dapat membayar utang tersebut, maka jawabannya tak tahu. Tommy menegaskan hal itu akan mengakibatkan anak cucu yang akan menanggung utang dalam nilai besar tersebut.
Kementerian Keuangan sebelumnya mencatat total utang pemerintah hingga Januari 2018 mencapai Rp3.958,7 triliun. Nilai itu bertambah Rp20 triliun dibanding posisi akhir tahun lalu Rp3.938,7 triliun.
Berdasarkan data Kementerian Keuangan yang dipublikasikan pada Selasa (20/2), utang pemerintah masih didominasi oleh penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) yang mencapai Rp3.206,38 triliun atau 81 persen dari total utang pemerintah.
Penerbitan SBN tersebut mayoritas atau sekitar Rp2.330,65 triliun diterbitkan dalam denominasi rupiah.
Selain penerbitan SBN, utang tersebut juga berasal dari pinjaman luar negeri pemerintah yang mencapai Rp746,64 triliun atau 18,9 persen dari total utang tersebut.
Di sisi lain, Tommy juga menyinggung soal upaya pemenangan calon legislatif baik di tingkat pusat, provinsi maupun kabupaten/kota. Dia juga mengkritik dalam 15 tahun ke depan Indonesia menjadi negara maju. (mks)