PAREPARE, PIJARNEWS.COM—Masyarakat berbondong-bondong menghadiri yasinan dan tahlilan hari ke-7 atas berpulangnya ke Rahmatullah, Prof Dr Ing BJ Habibie pada Kamis, 19 September pukul 19.30 atau bakda Isya di Lorong Cinta Sejati Habibie Ainun.
Lurah Mallusetasi tidak menyangka antusias masyarakat memberikan sumbangan begitu tinggi berupa nasi sekitar 350 dus dan snack 400 dus.
Mereka yang menyumbang dari berbagai profesi seperti dokter, notaris, pengusaha, pengembang bahkan ada dari Jakarta.
“Persiapan untuk kegiatan tersebut hanya dua hari namun Alhamdulillah kegiatan berlangsung lancar, aman dan terkendali,” kata Ayu Andi Mukhtar, Ketua KSM Sipakalebbi Mallusetasi.
Masyarakat yang hadir di lorong ini tumpah ruah. Menurut Ketua RW 04, M Alam Tahir, diperkirakan yang hadir sekitar ratusan orang.
Camat Ujung, Ulfa Lanto dalam sambutannya mengingatkan kepada masyarakat agar menjaga kebersihan lorong, karena ini menjadi ikon baru di Parepare.
Sedangkan Lurah Mallusetasi mengucapkan terima kasih kepada semua pihak atas sumbangan tersebut sehingga acara ini berjalan dengan baik.
Meminjam istilah penulis buku tentang Singapura ” From The Third World To The First” ( Dari dunia ketiga menjadi dunia pertama ). Artinya dulu Singapura tidak diperhitungkan sekarang menjadi terbaik di dunia. Begitu juga lorong Abdul Kadir menjadi lorong Cinta Sejati Habibie Ainun, dulu kumuh sekarang menjadi tempat persinggahan untuk berselfi.
“From The Third Hallway To First ( Dari lorong ketiga menjadi lorong pertama ),” Kata Shodiq Asli Umar, mantan Sekretaris KNPI Kota Parepare.
Salah satu warga bernama Ayu Andi Muchtar yang juga Ketua KSM Sipakalebbi menyatakan lorong ini sengaja diberi Lorong Cinta Sejati Habibie Ainun karena Habibie sering lewat di lorong ini di masa kecilnya.
“Kalau mau pergi salat di Masjid Nurul Huda, sekaligus mengenang cinta kasih antara Habibie Ainun hingga akhir hayat.l,” katanya.
Menurut Ketua RW 04 Kelurahan Mallusetasi M.AlamTahir pemberian nama Lorong Cinta Habibie Ainun untuk mengenang Habibie sebagai tokoh nasional bahkan internasional yang lahir di Kota Parepare.
Tempat tinggalnya dulu tidak jauh dari lorong ini dan sekarang rumah kediaman keluarga almarhum Usman Balo. (rls/dmh)