PINRANG, PIJARNEWS.COM — Buaya muara yang berhasil ditangkap di Sungai Karangan Barat, Kecamatan Mattiro Bulu ternyata melibatkan puluhan orang.
Akbar, seorang warga Karangan mengatakan sekira 20 orang berjibaku untuk menaklukkan buaya raksasa itu. “Buaya itu sempat melakukan perlawanan saat hendak ditangkap hidup-hidup,” kata Akbar saat ditemui Sabtu 3 November 2018.
Buaya ini, lanjut dia, berhasil ditaklukkan oleh warga dan Petugas Pemadam Kebakaran Pinrang setelah kelelahan. “Setelah kelelahan baru kita bisa taklukkan,” tutur Akbar.
Berat buaya, kata dia, diperkirakan mencapai 500 kilogram. “Bayangkan saja, yang mengangkat buaya dalam keadaan terikat ke atas mobil pemadam kebakaran saja butuh 20 orang,” tandas Akbar.
Sebelumnya, Kepala Satuan Polisi Pamong Praja dan Pemadam Kebakaran, Muhadjir Muddin mengaku kebingungan setelah mengamankan buaya raksasa itu. “Kita tidak tau mau dibawa kemana
Buaya ini,” ujar Muhadjir.
Meski demikian, kata dia, pihaknya tetap berupaya agar hewan buas tersebut tetap hidup dan bisa berkembang biak.
Informasi yang dihimpun menyebutkan, buaya tersebut diduga “penjaga” sungai Karangan Barat dan salah satu buaya terbesar di sungai itu. Diduga buaya tersebut kerap memangsa ternak warga seperti ayam dan bebek. Selain itu, dikhawatirkan buaya tersebut juga akan memangsa warga di sekitar sungai Karangan.
Sekadar informasi, di Kabupaten Pinrang tepatnya di Villa Nara, Pantai Lowita, Parengki, warga juga pernah menangkap buaya dengan panjang satu meter. Buaya tersebut kemudian dipelihara di kawasan wisata tersebut dengan membuatkan kolam tempat penangkaran buaya. Menurut salah seorang penjaga Villa, setiap hari buaya tersebut diberi makan seperti telur rebus sekitar 4 sampai 6 butir per hari. Warga lainnya yang hendak melihat buaya tersebut biasanya memberikan sumbangan ala kadarnya di kotak amal yang telah disiapkan. Dana tersebut digunakan pengelola untuk membeli makanan buat buaya.
Sedangkan di Kota Parepare warga bersama petugas pemadam kebakaran juga pernah menangkap seekor buaya. Buaya tersebut kemudian dibawa ke kantor konservasi tumbuhan dan hewan Dinas Kehutanan Provinsi Sulsel yang terletak di Lapadde, di belakang Kantor Dinas PKPK Parepare. Sebab dilokasi tersebut ada kolam yang bisa menampung seekor buaya. (srd)
Editor : Alfiansyah Anwar