PAREPARE, PIJARNEWS.COM–YLP2EM sebagai mitra Yayasan BaKTI dalam Program INKLUSI kembali memperkuat kelompok rentan dan marginal melalui Kelembagaan Kelompok Konstituen (KK) di daerah dengan melakukan pertemuan untuk penerimaan pengaduan, penyedian layanan komunitas, advokasi kebijakan dan partisipasi politik di Kota Parepare.
Seperti yang dilakukan kelompok konstituen Kelurahan Kampung Pisang yang melakukan pertemuan di Jl Dg Pawero, Kelurahan Kampung Pisang, Kecamatan Soreang, Kota Parepare, Senin (21/10/2024).
Hal itu disampaikan Asisten Program
DIA Program Inklusi BaKTI YLP2EM Sappe Angka pada Pijarnews.com.
Dijelaskan Sampe Angka dengan adanya penguatan kelompok konstituen tersebut diharapkan bisa memecahkan dan mencari solusi atas masalah yang dihadapi dilapangan.
“Dengan adanya penguatan KK ini kita ingin mengetahui lebih terkait apa masalah penerimaan pengaduan dan penanganannya serta kendala yang dihadapi teman-teman KK dilapangan,” Katanya.
“Jadi nantinya ketika mendapat kendala kita juga ingin tau solusi apa yang dilakukan. Contoh ada warga yang melaporkan soal adminduk dimana warga dari Jeneponto sama sekali mengaku tak pernah melakukan perekaman e-KTP dan itu kita dampangi hingga warga tersebut selesai melakukan pengurusan adminduk dan masih banyak lagi,” jelasnya.
Selain adminduk lanjut Asisten Program
DIA Program Inklusi BaKTI YLP2EM pihaknya juga banyak mendapat laporan terkait aktivasi jaminan kesehatan, masalah kekerasan terhadap perempuan dan anak.
Dirinya pun berharap kedepan keikutsertaan pemerintah untuk berjejaring dengan teman-teman kelompok konstituen seperti dinas sosial, dinas perempuan dan anak juga disdukcapil bisa memaksimalkan pendampingan terhadap laporan warga.
“Karena teman-teman KK di Kampung Pisang murni pekerja sosial, tidak ada gaji sehingga diharapkan OPD terkait bisa mensupport jika ada pendampingan yang kami lakukan, utamanya pemerintah setempat,” pungkasnya.
Sementara itu, Program officer program INKLUSI Suriyanto menambahkan bahwa program INKLUSI itu khusus mencover kelompok marginal rentan dengan yang paling fokus itu disabilitas kemudian kelompok perempuan dan anak. Dan di kelompok perempuan kita bagi lagi ada perempuan korban kekerasan, perempuan kepala keluarga dan perempuan miskin.
Dirinya pun berharap dengan kegiatan tersebut kelompok konstituen bisa lebih menangani pengaduan di tingkat basis untuk dilakukan advokasi lanjutan.
“Harapan kami di program INKLUSI teman-teman di KK lebih kuat lebih bisa menangani pengaduan di tingkat basis, yang perlu dilakukan advokasi lanjutan dengan melibatkan organisasi perangkat daerah seperti dinsos dan dinas perlindungan perempuan dan anak,” tuturnya.
Ditambahkan Suriyanto kegiatan terlaksana atas kerja sama Pemda Kota Parepare dengan YLP2EM mitra BaKTI dalam Program INKLUSI atas dukungan kemitraan pemerintah Australia-Indonesia menuju masyarakat inklusif.
Adapun output dari kegiatan tersebut yakni meningkatkan kapasitas Pendamping LBK-KK dalam menfasilitasi kelompok rentan atau marginal dalam penanganan kasus kekerasan dan perlinsos;
Meningkatnya kinerja Pendamping LBK-KK dalam merujuk kelompok rentan/marginal, khususnya disabilitas dalam penanganan kasus kekerasan dan perlinsos; Serta adanya sinergitas antar pendamping LBK-KK dengan Petugas Lembaga layanan dalam penanganan kasus kekerasan dan perlinsos. (*)