PANGKEP, PIJARNEWS.COM — Miftahul Jannah bin La Bedoli, bayi lima bulan asal Kampung Bulu Batue, Kelurahan Bontomatene, Kecamatan Segeri, Kabupaten Pangkep harus merasakan sakit akibat tersiram air panas.
Akibatnya, mulut dan pipi bayi mungil tersebut melepuh. Hal tersebut baru diketahui Sabtu (27/1), Kepala SPK Bripka Muhammad Thamrin mendapat informasi bahwa ada seorang anak yang sedang dirawat di Puskesmas Baring karena pada bagian mulut dan pipi kiri kanan melepuh, dengan indikasi tersiram air panas.
Saat polisi ke Puskesmas Baring dan menemui keluarga Mifta, polisi menemui ibu kandung Mifta, Norma bin Nuru (27). Norma mengaku kejadian terjadi pada Jumat (26/1), sekitar pukul 12.15 wita. Saat itu Mifta sedang di ayunan dapur dan sedang tertidur. Norma kemudian meninggalkan rumah menuju ke rumah tetangganya, Masati.
Saat Norma meninggalkan rumah, yang menjaga Mifta ialah Irma alias Nia (38). Sekitar lima menit Irma berada di rumah tetangganya, tiba-tiba ibu tirinya berteriak memanggil Norma dan menyampaikan bahwa anaknya menangis.
Norma lalu kembali ke rumah dan melihat mulut anaknya sudah melepuh dan baju yang dikenakan oleh Mifta dalam keadaan basah. Mifta lalu dibawa ke puskesmas.
Dari keterangan Irma, ibu tiri Norma mengaku bahwa saat Norma pergi ke rumah tetangganya, Irma mengaku sempat menengok Mifta yang sedang tidur. Lalu Irma meninggalkan dapur dan menuju ke teras rumah.
Saat Irma berada di teras rumah, Ia mengaku mendengar cucunya, Mifta menangis. Sehingga Ia masuk ke dalam rumah menuju dapur dan melihat Mifta menangis dalam keadaan mulutnya melepuh. Ia lalu menggendong Mifta dan menyerahkan ke ibunya, Norma.
“Dari analisa TKP sementara, tempat ayunan anak tersebut berada di dapur dengan jarak 2 meter dari tempat memasak,” terang Kabid Humas Polda Sulsel, Kombes Pol Dicky Sondani, Minggu 28 Januari.
Lanjutnya, kesimpulan sementara Mifta mengalami luka melepuh diduga sengaja dilukai dengan menggunakan air panas karena baju yang dikenakan anak tersebut dalam keadaan basah.
“Indikasi pelaku diduga mengarah kepada Irma karena saat itu hanya Irma yang berada di rumah,” tandas Dicky Sondani. (ang/asw)