PAREPARE, PIJARNEWS.COM — Karena jarang dapat pasokan makan dan minuman di lokasi bencana gempa bumi dan tsunami, pengungsi asal Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah ramai-ramai mengungsi ke Kota Parepare, Sulawesi Selatan.
Ketua Tagana Parepare, Minhajuddin Ahmad, mencatat sekira 52 korban gempa dari Palu dan Donggala tiba di rumah keluarganya di Parepare. “Dari 52 orang tersebut, 10 orang berada di rumah keluarganya di Kelurahan Bumi Harapan dan 42 orang di Kelurahan Cappa Galung, Kota Parepare,” sebut Minhajuddin.
Dari 52 orang pengungsi, lanjut Minhajuddin, 4 diantaranya bayi dan satu ibu hamil. “Kami mendapat laporan masih banyak pengungsi yang berdatangan, namun kami belum mendata,” kata Anggota DPRD Parepare ini, Jumat Pagi 5 Oktober 2018 saat mengunjungi korban gempa warga Donggala di Kelurahan Cappa Galung, Kecamatan Bacukiki Barat, Kota Parepare.
Menurut Minhajuddin, korban Gempa dan Tsunami Palu dan Donggala, rata rata dijemput keluarganya. Jika pengungsi dari Palu dan Donggala terus bertambah, dirinya yang juga akan segera membicarakan tempat pengungsian bersama Pemerintah Kota Parepare.
“Kami prediksi pengungsian akan terus bertambah ke Kota Parepare. Kebetulan gedung eks Cahaya Ujung yang bisa memuat ribuan orang bisa digunakan. Swalayan cahaya ujung dulunya merupakan pusat perbelanjaan yang kini sudah tidak terpakai lagi. Kita akan membicarakan hal ini kepada Pemkot Parepare,” kata Minhajuddin.
Mendengar adanya pengungsi Palu dan Donggala tiba di Kota Parepare, Kordinator Yayasan Manusia Indonesia, Abdillah MS langsung mengantarkan logistik kepada para korban gempa.
“Kurir Yayasan Manusia Indonesia, telah mengantarkan makanan dan minuman serta susu bayi ke sejumlah korban gempa yang mengungsi ke Parepare. Saya baru tiba dari Palu dan Donggala mengantar langsung bantuan yang dipercayakan warga Parepare kepada kami. Memang yang sangat menjadi kebutuhan warga korban disana yakni makanan, minuman dan kebutuhan bayi,” kata Abdillah.
Sementara itu, Wali Kota Parepare, Taufan Pawe menyiapkan semua Puseksmas dan Rumah Sakit untuk menampung Korban Gempa dan Tsunami Sulteng untuk dirawat jika diperlukan. (*)
Penulis : Syamsuddin
Editor : Alfiansyah Anwar