PAREPARE, PIJARNEWS.COM — Ratusan orang tua siswa mengikuti seminar parenting yang digelar Sekolah Dasar Islam Terpadu (SD-IT) Andalusia di Aula Hotel Kenari, Sabtu 23 Maret 2019.
Seminar ini mengangkat tema, “Memahami Konsep Pendidikan Sekolah Islam Terpadu.” Tampil sebagai pembicara, Ustadz dr Andi Qayyim Munarka, M.Kes, Ketua Umum Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT) Sulawesi Selatan.
Qayyim mengatakan, pendidikan Islam terpadu merupakan salah satu transformasi masyarakat jahiliah ke masyarakat modern.
Sebab, menurut Qayyim, fenomena anak sekarang ada yang melakukan tindakan kriminalitas seperti tawuran, mengkonsumsi narkoba dan perilaku sex bebas.
Dengan fenomena tersebut, kata Qayyim, muncullah sekolah Islam Terpadu yang merupakan pendidikan yang bergerak di bidang dakwah. “Jadi kegiatan dakwah itu bukan hanya di mimbar, akan tetapi kegiatan dakwah dapat dilakukan di segala aspek kehidupan, diantaranya dakwah di bidang pendidikan,” ujar Qayyim.
Paradigma pendidikan Islam, sambung Qayyim, merekonstruksi dirinya agar dapat merekonstruksi masyarakat secara luas.
“Pendidikan Islam bertujuan agar mampu mengubah diri dan masyarakat luas, kepentingan diri dan kepentingan sosial,” urai Qayyim.
Menurut Qayyim, tantangan pendidikan Islam saat ini diantaranya adalah tidak adanya koneksi antara pendidikan keluarga dan sekolah. “Banyak orang tua yang menyerahkan secara total urusan pendidikan kepada sekolah. Padahal mestinya tidak demikian. Selain itu, kurikulum kerap tidak mengintegrasikan ilmu pengetahuan dan adanya sekuralisme dalam pendidikan,” jelas Qayyim.
Ia mengatakan, pendidikan Islam memadukan antara agama dan ilmu serta mengajarkan tentang ayat qauniyah dan ayat qauliyah.
“Pendidikan Islam mengkaji Al-Quran juga melakukan riset. Jadi tidak sekedar menghafalkan Quran saja, akan tetapi juga meriset. Lulusan pendidikan Islam harus siap sekolah dimana saja termasuk di luar negeri. Karena lulusan pendidikan Islam telah memiliki skill, terinstal antivirus, sehingga dimana saja anak kita sekolah, maka dia memiliki filter kehidupan,” tandas Qayyim.
Ia mengatakan, sekolah Islam terpadu diproyeksi melahirkan anak didik menjadi imam dan khalifah. “Bukan hanya di negara Indonesia akan tetapi melahirkan pemimpin dunia,” harap Qayyim.
Oleh karena itu, sambung Qayyim, pendidikan tidak hanya mengolah qalbu yang melahirkan pemimpin yang senantiasa zikir, akan tetapi mengolah pikir yang melahirkan pemimpin yang senantiasa berpikir. “Seorang pemimpin memiliki zikir dan pikir sehingga melahirkan imam muttaqim (pemimpin yang taqwa) kemampuan zikir yang baik akan memandu pikir, sehingga dalam mengambil kebijakan dan tindakan senantiasa sesuai dengan agama,” tutup Qayyim.
Direktur Andalusia Institute, Rahman Saleh mengatakan, nama Andalusia terinspirasi dari sebuah peradaban Islam di masa lalu. Sehingga saat ini, lanjut Rahman Saleh, perlu persiapan generasi untuk melahirkan dan menggelorakan peradaban di belahan dunia.
Saat itu, kata Rahman Saleh, Andalusia merupakan pusat peradaban dunia selama 8 abad. “Dulu, Andalusia menjadi mercusuar dan sumber ilmu pengetahuan. Kita kenal Ibnu Sina, Bapak Kedokteran, Ibnu Rusyd, filsuf umat islam terbaik,” ujar Rahman. (*)
Citizen Report : Qadha
Editor : Alfiansyah Anwar