MAKASSAR, PIJARNEWS.COM–Kabag Badan Pemberdayaan Masyarakat (BPM) Kota Makassar, Andi Rachmat Mappatoba bersama staf, hadir dan bertukar pikiran dengan tokoh-tokoh masyarakat dari Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM), Forum Peduli Pendidikan, Kader Pemberdayaan Masyarakat (KPM) dan pimpinan media di Kafe Grage, Jalan Abd.Kadir, Rabu, 17 Juli 2019.
Ngopi Pemberdayaan yang diprakarsai Ketua LPM Parangtambung, Bachtiar Adnan Kusuma, kembali menegaskan pentingnya pemberdayaan masyarakat dalam melakukan program inovatif berbasis kegiatan yang mengedepankan kearifan lokal dan potensi di wilayah masing-masing.
Diskusi lepas sebagai ajang silaturahmi, lebih banyak mendengar informasi pemanfaatan insentif program yang ada perlu dimaksimalkan agar tepat sasaran dan juga sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat sebelumnya.
Apalagi, kata Andi Rachmat Mappatoba bahwa tahun depan 2020 dana untuk program pemberdayaan tiap kelurahan mencapai Rp1,2 miliar hingga Rp1,3 miliar sehingga LPM, dan masyarakat harus memiliki andil untuk ikut serta dalam pengelolaannya.
Karena itu, Andi Rachmat mempertegas perlunya program-program inovasi yang dilahirkan LPM terkait memberdayakan masyarakat.
Sekretaris Forum Peduli Pendidikan, Dedi Gunawan Saputra menekankan perlunya integritas dan transparansi menjadi tolok ukur terlaksananya sebuah kegiatan agar bisa menjadi bahan refleksi dan sebagai solusi dari permasalahan yang ada di masyarakat.
Ketua LPM Mannuruki, Ishak Makkarate meminta BPM Kota Makassar agar segera mencairkan BOP LPM yang telah memasukkan laporang kegiatan.
Menurut Ishak, masih ada LPM yang belum paham tugas-tugasnya terkait pemberdayaan. Oleh karena itu, Ishak meminta agar BPM memproses BOP yang telah memasukkan laporan sejak bulan lalu.
Koordinator Pemberdayaan Masyarakat Parangtambung, Ibrahim Wahid meminta Kabag BPM memikirkan perlunya anggaran stimulus untuk kegiatan pemberdayaan di setiap kelurahan.
Bachtiar Adnan Kusuma, mengajak KPM dan LPM harus sinkron dan bersinergi menjalankan fungsi yang ada. Semuanya harus mampu menggerakkan dan menjadi “role model” dalam pemberdayaan masyarakat.
“Tentunya harus bergerak secara simultan dan komprehensif,” kata Tokoh Literasi Sulsel ini. Selain itu, BAK berharap agar pengelolaan dan pelibatan masyarakat dalam kegiatan pemberdayaan juga perlu dimaksimalkan agar kegiatan-kegiatan dapat terlaksana dengan baik, sehingga masyarakat ikut andil dalam pelaksanaan kegiatan tersebut. (*)
Editor: Dian Muhtadiah Hamna